Sebelumnya, Ketua Kompartemen Media Relation Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fenny A Sofyan menyatakan kampanye hitam ini merupakan perpanjangan dari kampanye serupa yang sebelumnya telah dilancarkan di negara-negara Barat (Uni Eropa), yang kini telah merambah ke Negeri Taj Mahal melalui berbagai konten media sosial.
Fenny bahkan menuturkan pola kampanye hitam ini sangat mirip dengan yang terjadi di negara-negara Barat, di mana konten-konten yang beredar disebutnya mengandalkan hasil riset tertentu yang mengaitkan kelapa sawit dengan dampak negatif bagi kesehatan.
Lebih jalut, Gapki juga menerangkan bahwa selain menyebarkan konten negatif di media sosial, Fenny juga menerangkan, beberapa artis maupun influencer juga turut menggaungkan label "No Palm Oil" sebagai bagian dari promosi hidup sehat.
Untuk mengembalikan citra sawit RI, pemerintah Indonesia bersama GAPKI, Malaysian Palm Oil Council (MPOC), dan Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) telah berkoordinasi dengan Asian Palm Oil Alliance (APOA), yang merupakan aliansi negara-negara konsumen kelapa sawit di Asia.
(prc/wdh)