Logo Bloomberg Technoz

Teh mengandung senyawa tanin yang dapat mengganggu penyerapan banyak mineral penting dalam tubuh, termasuk zat besi, seng, dan kalsium. Kebiasaan minum teh bersamaan atau setelah makan dapat memperlambat penyerapan zat dan mineral penting tersebut. Akibatnya, seseorang mungkin akan mengalami kekurangan mineral dan memicu berbagai komplikasi kesehatan.

Dampak Kekurangan Zat Besi

Ahli gizi dari Sydney University, Nicole Dynan, mengatakan bahwa zat besi adalah salah satu mineral penting yang membantu mengangkut oksigen dari darah ke seluruh tubuh. Senyawa fenolik dalam teh dapat mengganggu penyerapan zat besi dengan membentuk zat besi kompleks di lapisan usus. "Terlalu sedikit zat besi dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat besi yang berakibat pada kelelahan dan penurunan kekebalan tubuh," ujarnya. Kekurangan zat besi dapat membahayakan tubuh karena bisa mengakibatkan anemia. Kondisi ini dapat membuat penderitanya merasa lemas dan dalam kondisi parah, anemia bisa memicu kegagalan organ.

2. Memicu Sembelit

Tanin dalam teh tidak hanya menyebabkan penyerapan zat besi. Pada beberapa orang, tanin juga bisa memicu sembelit. Orang-orang yang sudah mengalami kekurangan mineral sebaiknya tidak meminum teh setelah makan. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam British Medical Journal menunjukkan bahwa teh juga mengandung senyawa teofilin yang bisa menyebabkan dehidrasi dan berdampak pada usus. Penyerapan cairan dalam usus inilah yang mengakibatkan kesulitan buang air besar atau sembelit. Meskipun sembelit adalah kondisi yang umum terjadi, tetapi bisa membuat perut tak nyaman dan meningkatkan risiko ambeien apabila terjadi berkepanjangan.

3. Meningkatkan Produksi Asam Lambung

Minum teh bersamaan atau setelah makan dapat menjadi katalis yang memicu produksi asam lambung berlebih. Ketika asam lambung tinggi atau naik, kondisi ini dapat memicu berbagai masalah pencernaan, seperti mual, maag, dan GERD. Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki masalah asam lambung tidak dianjurkan minum teh setelah makan atau saat makan.

Mengelola Asam Lambung dengan Bijak

Penting untuk mengelola kebiasaan minum teh bagi mereka yang memiliki masalah asam lambung. Mengganti teh dengan air putih atau minuman lain yang lebih netral bisa menjadi solusi yang bijak. Selain itu, mengatur jarak waktu antara makan dan minum teh juga dapat membantu mengurangi risiko peningkatan asam lambung.

4. Potensi Dehidrasi

Kandungan kafein dalam teh, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan kopi, dapat menyebabkan dehidrasi jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Kafein adalah diuretik alami yang dapat meningkatkan produksi urine, sehingga tubuh kehilangan lebih banyak cairan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga asupan air putih yang cukup saat mengonsumsi teh, terutama setelah makan.

5. Memengaruhi Kualitas Tidur

Minum teh setelah makan malam bisa mempengaruhi kualitas tidur. Kandungan kafein dalam teh dapat membuat seseorang sulit tidur atau mengalami gangguan tidur. Bagi mereka yang sensitif terhadap kafein, disarankan untuk menghindari minum teh pada malam hari agar kualitas tidur tetap terjaga.

6. Risiko Kerusakan Gigi

Teh mengandung asam yang dapat merusak enamel gigi jika dikonsumsi secara berlebihan. Minum teh setelah makan dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi karena sisa makanan yang masih menempel pada gigi dapat bereaksi dengan asam dalam teh. Menggosok gigi atau berkumur setelah minum teh dapat membantu mengurangi risiko ini.

Meskipun teh adalah minuman yang menyegarkan dan memiliki banyak manfaat, kebiasaan minum teh setelah makan perlu diperhatikan.

Efek samping seperti gangguan penyerapan mineral, sembelit, peningkatan asam lambung, dehidrasi, gangguan tidur, dan kerusakan gigi bisa terjadi jika teh dikonsumsi secara tidak tepat. Oleh karena itu, bijaklah dalam memilih waktu dan jumlah konsumsi teh agar tetap bisa menikmati manfaatnya tanpa mengorbankan kesehatan.

(red/spt)

No more pages