Niluksi Koswanage - Bloomberg News
Bloomberg, Bangladesh mengalami pemadaman internet nasional saat mahasiswa yang bersenjatakan tongkat dan lemparan batu bentrok dengan polisi, dalam protes terhadap pemerintah yang menurut laporan telah menewaskan setidaknya 25 orang.
Layanan pemantauan Netblocks mengatakan data jaringan menunjukkan pemadaman internet dimulai pada Kamis (18/07/2024). Mahasiswa yang marah dengan kebijakan pembatasan kuota pegawai negeri sipil (PNS) berusaha menutup jaringan transportasi dan bisnis setelah pihak berwenang menutup semua universitas. Sebuah stasiun televisi pemerintah dibakar, lapor media lokal.
Associated Press mengatakan 25 orang tewas sejauh ini. Pemerintah belum berkomentar tentang pemadaman tersebut.
Kekecewaan mahasiswa berpusat pada kebijakan pemerintah yang mencakup alokasi 30% untuk anggota keluarga veteran perang kemerdekaan 1971 dari Pakistan, yang menurut kritikus telah disalahgunakan.
Perdana Menteri Sheikh Hasina berusaha meyakinkan para mahasiswa, meminta mereka untuk percaya pada pengadilan karena kasus terhadap sistem kuota sedang dipertimbangkan. Namun, dia juga berjanji untuk menindak tegas mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan, dengan mengatakan dalam pidato di televisi pada Rabu (17/07/2024) bahwa komite yudisial akan menyelidiki kekacauan tersebut.
Para pengunjuk rasa mengatakan sistem kuota telah mengecualikan pencari kerja baru demi pendukung Hasina, yang partainya memimpin gerakan untuk memisahkan diri dari Pakistan. Mereka ingin sistem tersebut diganti dengan sistem berbasis prestasi.
Bekerja sebagai PNS sangat diminati di Bangladesh dan menjadi semakin penting karena perekonomian negara tersebut sedang berjuang untuk pulih setelah pandemi dan pertumbuhan yang kuat selama bertahun-tahun. Protes yang sebagian besar didorong oleh mahasiswa dimulai bulan lalu, tetapi berubah menjadi bentrokan awal pekan ini. Sekarang, partai oposisi utama Bangladesh bergabung dalam demonstrasi.
(bbn)