Logo Bloomberg Technoz

Eramet Soal Tinggalkan Sonic Bay: IWIP Sudah Kebanyakan Proyek

Dovana Hasiana
19 July 2024 13:00

Smelter nikel./Bloomberg- Cole Burston
Smelter nikel./Bloomberg- Cole Burston

Bloomberg Technoz, Jakarta Perusahaan tambang asal Prancis, Eramet SA, mengatakan alasan hengkang dari megaproyek smelter hidrometalurgi Sonic Bay di kawasan industri Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) dipicu oleh sudah banyaknya proyek di tempat yang sama. 

Direktur Eramet Indonesia Bruno Faour mengatakan situasi tersebut berpotensi menimbulkan ganggugan dalam banyak hal, salah satunya terkait dengan lahan, air, dan pasokan bijih nikel. 

“Jika memiliki banyak smelter berbasis high pressure acid leach [HPAL] di tempat yang sama, itu bisa menjadi sedikit rumit. [Proyek] membutuhkan banyak air, dan kami tidak memiliki danau besar dengan sumber daya air yang besar di sana. Bijihnya sama, ada banyak bijih, tetapi ada banyak proyek juga,” ujar Faour  dalam wawancara bersama dengan Bloomberg Technoz.

Menurut Faour, kondisi tersebut menimbulkan banyak ketidakpastian pada keseimbangan antara pengembangan proyek dan ketersediaan pasokan yang mendukung proyek tersebut, seperti bijih, air, lahan, dan energi. 

Direktur Eramet Indonesia Bruno Faour. (Dok. Eramet Indonesia)

Sekadar catatan, sebelumnya Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi juga mengatakan terdapat 2 smelter nikel berbasis HPAL yang sedang dibangun di Teluk Weda, Maluku Utara; terlepas dari hengkangnya 2 investor Eropa —BASF SE dan Eramet SA — di proyek Sonic Bay.