Bloomberg Technoz, Jakarta - Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah menyebut pelaku industri ritel modern di Tanah Air tengah membutuhkan bantuan atau dorongan modal dari pemerintah untuk melaksanakan ekspansi ke pasar global.
Selain itu, fasilitasi distribusi atau logistik yang efisien juga diharapkan agar menjadi katalis untuk meningkatkan laju ekspansi ritel modern lokal ke luar negeri.
"Cuma masalahnya [selama ini] itu di permodalan, karena di luar negeri itu [peritel Indonesia] butuh effort yang lebih untuk membantu brand Indonesia," ujar Budi, dihubungi Jumat (19/7/2024).

Berkaitan dengan hal tersebut, Budi mengacu kepada sejumlah jenama ritel modern dalam negeri yang telah sukses melakukam ekpansinya ke pasar ritel global, dan diterima secara baik di pangsa pasar tersebut, karena konsep yang jelas serta standar operasional prosedur atau SOP yang baik.
Untuk itu, dia meyakini dengan strategi pemasaran yang tepat, brand ritel Indonesia lainnya —terlebih yang telah mampu bersaing — dapat memenuhi permintaan pasar global.
"Jadi harus dibutuhkan promosi, marketing, endorsement, dan lain-lainnya untuk brand-brand punya Indonesia yang ada di luar negeri," terangnya.
Pada kesempatan sebelumnya, Corporate Communication General Manager PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) atau Alfamart Rani Wijaya juga memita agar pemerintah memfasilitasi ekspansi bagi pelaku industri ritel modern ke luar negeri.
Terlebih, kata Rani, selama ini peritel hanya melakukan langkah-langkah untuk memperkuat bisnis mereka melalui jaringan business to business (B2B).
"Selain membuka jaringan, pemerintah juga diharapkan bisa mendukung pembukaan pasar dan melakukan negosiasi dalam hal kebijakan. Dengan demikian, peritel memiliki pemahaman lebih baik ketika ingin memasuki pasar luar negeri," ujar Rani kepada Bloomberg Technoz.
Dia menyebutkan, dalam mendukung ekspansi ritel modern lokal hingga ke luar negeri, pemerintah perlu melakukan sinergitas berupa persetujuan antara negara-negara Asean khususnya di bidang jasa. Apalagi, menurutnya, ekspansi pasar ke luar negeri khususnya Asean masih sangat menjanjikan.
"[Pemerintah bisa membantu] dengan [melakukan] koordinasi menggunakan Asean Framework Agreement on Services [AFAS] atau kerangka dalam rangka liberalisasi perdagangan bidang jasa di kawasan Asean," terangnya.
Sekadar catatan, belum lama ini Alfamart juga melakukan ekspansi gerai yang ke-2.000 di Filipina sejak pertama kali dilakukan pada 2014, lewat kerja sama dengan SM Group (holding) Filipina.
Adapun, untuk prospek ritel modern Alfamart untuk ekspansi lebih jauh lagi keluar negeri, Rani menuturkan bahwa kondisi pasar khususnya wilayah Asean masih sangat menjanjikan.
"Namun, tentu harus didahului riset pasar dan dukungan sektor lainnya juga. Dengan demikian, kita bisa pastikan, apakah kita akan duplikasi bisnis di dalam negeri ke luar negeri atau perlu ada inovasi, adaptasi dan lainnya," tuturnya.
(prc/wdh)