Logo Bloomberg Technoz

“Namun, sekali lagi, sebagai perusahaan terbuka, kami akan berkomunikasi jika dan kapan kami akan memiliki perjanjian dengan siapa pun. Siapa saja,” ujarnya. 

Dilansir Bloomberg, Eramet dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk perjanjian pasokan bijih ke smelter berbasis HPAL yang dijalankan oleh perusahaan China di Indonesia yakni Weda Bay Industrial Park, menurut orang-orang yang mengetahui hal tersebut. 

Eramet juga mempertimbangkan untuk mengambil saham di pabrik Huafei yang dikendalikan oleh Huayou, yang merupakan fasilitas HPAL terbesar di dunia, kata salah satu orang tersebut.

Sebelumnya, Eramet SA menyusul BASF SE untuk meninggalkan megaproyek smelter nikel HPAL Sonic Bay di Teluk Weda, Maluku Utara. 

Perusahaan pertambangan dan metalurgi multinasional asal Prancis itu mengumumkan keputusan hengkangnya dari proyek pabrik bahan baku baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) itu dalam sebuah pernyataan resmi. 

“Eramet dan BASF memutuskan untuk tidak berinvestasi pada pabrik penyulingan nikel dan kobalt bersama di Indonesia,” tegas perusahaan melalui pernyataan tertulisnya, dikutip Selasa (25/6/2024).

(dov/wdh)

No more pages