Logo Bloomberg Technoz

Kurangnya tutupan awan pada malam hari juga menyebabkan radiasi panas dari permukaan bumi terpancar ke atmosfer tanpa ada hambatan. Mengakibatkan penurunan suhu yang signifikan. “Selain itu angin yang tenang di malam hari menghambat pencampuran udara, sehingga udara dingin terperangkap di permukaan bumi,” tambah BMKG. 

Hal tersebut membuat daerah dataran tinggi atau pegunungan cenderung lebih dingin karena tekanan udara dan kelembaban yang lebih rendah. Kondisi dingin ini merupakan fenomena yang umum terjadi di Indonesia saat musim kemarau.

Selain kemarau dan naiknya suhu udara saat malam hari, dalam sepekan ke depan potensi cuaca cerah - berawan diprakirakan masih akan mendominasi wilayah Indonesia khususnya bagian selatan. 

“Meskipun demikian, potensi hujan dengan intensitas signifikan masih dapat terjadi di beberap awilayah Indonesia dalam sepekan ke depan,” kata BMKG.

Peringatan Dini BMKG

Secara umum, kombinasi fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan menimbulkan potensi cuaca signifikan dalam periode 18-25 Juli 2024, berupa:

  • Potensi hujan sedang - lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang di Sumatera Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Pegunungan dan Papua.
  • Potensi Angin kencang juga akan terjadi di wilayah Banten, Jawa Barat, NTB, NTT, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat dan Papua Tengah.

(spt)

No more pages