Logo Bloomberg Technoz

Dia menambahkan hal yang menarik untuk dicermati adalah transaksi yang lebih aman dan paling tinggi di Indonesia adalah melalui kartu gesek sebesar 49%. Selanjutnya adalah pembayaran daring sebesar 48%. 

Dari sisi kenyamanan, 85% konsumen lebih nyaman dengan kode respons cepat atau quick response (QR) code dan kartu kredit atau debit dengan cakupan 81% konsumen.

“Saya juga tidak tahu mengapa orang justru merasa aman dengan swipe [gesek kartu]. Itu saya tidak tahu, karena jelas-jelas yang pakai magnetic itu bisa di-scan [dipindai] oleh fraudster [peretas] data-data. Makanya, kami mengembangkan data memakai cip agar tidak bisa diambil seperti yang terjadi di magnetic stripe,” katanya.

Dalam hal preferensi pembayaran per kategori, uang tunai masih dipakai di seluruh kategori diikuti oleh dompet digital dan pembayaran dengan kartu. 

Dengan hasil studi ini, Riko menilai 1 dari 3 konsumen Indonesia menggunakan pembayaran nirkontak, terutama dari kalangan milenial dan segmen gen Y dengan porsi sebesar 88% konsumen. Tingkat minat juga hampir sama di antara nonpengguna.

Masyarakat Nontunai

Survei yang sama menunjukkan mayoritas konsumen di Indonesia telah mencoba go cashless. Sebagian besar berasal dari yang konsumen berusia lebih muda dan segmen kelas atas (affluent).

“Bagi yang sudah mencoba go cashless, rata-rata berhasil bertahan beberapa hari. Sementara yang belum mencoba, kebanyakan percaya diri mereka bisa bertahan selama 24 jam hingga 3 hari ke depan tanpa uang tunai,” ujar Riko.

Konsumen juga tercatat mengurangi jumlah uang tunai yang dibawa di dompet seiring dengan berkurangnya transaksi tunai, dan kebiasaan ini diprediksi terus berlanjut. Sebanyak 56% konsumen mengatakan alasan utama untuk membawa lebih sedikit uang tunai adalah kemungkinan risiko pencurian dan 53% penggunaan metode nirsentuh.

Sekitar 3 dari 5 konsumen memperkirakan Indonesia akan menjadi masyarakat nontunai pada 2030 atau lebih cepat. Sebanyak 32% konsumen mengatakan Indonesia akan benar-benar sepenuhnya bertransaksi nontunai pada 2026–2030.

Kategori yang diperkirakan memimpin transisi menuju gerakan nontunai antara lain pembayaran tagihan bulanan, menurut 70% konsumen. Adapun, 68% konsumen memilih transportasi dan 56% konsumen mengatakan kategori gim.

(krz/wdh)

No more pages