"Dia mendukung perdamaian, mendukung penghentian bantuan yang diberikan," kata Lavrov tentang Vance. "Dan kami hanya bisa menyambut baik hal itu karena itulah yang kami butuhkan--untuk berhenti memompa Ukraina dengan senjata. Dan kemudian perang akan berakhir, dan kemudian kita bisa mencari solusi."
Sikap calon dari Partai Republik ini bertolak belakang dengan sikap Presiden Joe Biden, yang mengatakan bulan lalu bahwa AS dan sekutunya akan mendukung Ukraina hingga negara ini memenangkan konflik dengan Rusia.
Biden telah mengawasi aliran bantuan senilai lebih dari US$175 miliar ke Ukraina sejak perang dimulai, dan pemerintahannya menentang pemaksaan Kyiv untuk berunding yang akan membekukan pendudukan Rusia di wilayah Donbas timur.
Komentar Lavrov tersebut merespons pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang mengatakan bulan ini bahwa ia yakin Trump "dengan tulus" mengharapkan diakhirinya perang di Ukraina.
Terlepas dari komentar-komentar dari para pejabat Rusia yang mendukung calon dari Partai Republik tersebut, Lavrov mengatakan bahwa Rusia "siap untuk bekerja sama dengan siapa pun yang akan dipilih oleh rakyat Amerika Serikat pada November mendatang, sepanjang mereka "bersedia untuk terlibat dalam dialog yang setara dan saling menghargai."
Tim kampanye Biden-Harris memanfaatkan komentar-komentar Lavrov tersebut. James Singer, seorang juru bicara, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "tentu saja rezim Vladimir Putin mendukung Donald Trump dan JD Vance" karena Trump "merestui ekspansi Putin ke Eropa" dan mengisyaratkan bahwa pemerintahan Trump-Vance tidak akan "melindungi sekutunya atau memperjuangkan nilai-nilai inti AS di dunia."
Tim kampanye Trump-Vance tidak segera menanggapi permintaan komentar.
(bbn)