Jadi, IHSG adalah indeks dengan penguatan tertinggi nomor satu di Asia, dan juga ASEAN disusul oleh index Hang Seng Hong Kong, dan CSI 300, Bursa Saham China.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya tersengat keyakinan atas pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat pada September 2024.
Hal senada juga diambil dari pernyataan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell pada awal pekan bahwa inflasi telah berhasil kembali ke jalur menurun menuju target, sehingga memacu kepercayaan pasar terhadap pelonggaran moneter.
Data-data terbaru Ekonomi AS membuat asa pemangkasan suku bunga acuan kembali meningkat.
Mengutip CME FedWatch Tools siang ini, probabilitas Bank Sentral Federal Reserve memangkas suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin (bps) ke 5,00–5,25% dalam rapat September menanjak ke angka keyakinan 91,7% lebih tinggi dari pekan sebelumnya yang sempat menyentuh 56%.
Kemudian, Federal Funds Rate diperkirakan bakal turun lagi 25 bps ke 4,75–5,00% pada rapat November. Peluangnya menanjak menjadi 56,8%. Yang ketiga, diprediksi akan ada pemangkasan lagi 25 bps ke 4,50-4,75% pada rapat Desember, probabilitasnya meninggi mencapai 51,8%.
Pasar Swap memperkirakan lebih dari dua kali pemangkasan suku bunga acuan The Fed pada tahun 2024– dan kemungkinan besar pemangkasan pertama akan dilakukan pada September.
Sentimen positif dari dalam negeri datang dari Bank Indonesia, yang juga memperkirakan Federal Reserve bisa menurunkan suku bunga acuan lebih cepat. Ini karena inflasi di Negeri Paman Sam sudah melambat,
Pada Rabu, Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut inflasi di AS sudah menurun. Dipengaruhi oleh inflasi energi dan perumahan.
"Hal ini mendorong perkiraan penurunan suku bunga kebijakan di AS, Fed Funds Rate, dapat lebih cepat dari perkiraan semula. Sebelumnya pada akhir 2024," papar Perry.
(fad)