Adapun sebanyak 271 saham mengalami penguatan terbaiknya, dan ada 245 saham melemah. Sedangkan 254 saham tidak bergerak.
Selain IHSG, indeks lain yang melaju di jalur hijau adalah Index Hang Seng (Hong Kong), CSI 300 (China), SETI (Thailand), Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), yang menguat masing-masing 0,25%, 0,12%, 0,06%, dan 0,04%.
Dengan pencapaian positif itu, IHSG mencatat kenaikan tertinggi nomor satu di Asia, dan juga di ASEAN, berdasarkan data Bloomberg, Kamis (18/7/2024) pagi jelang siang.
Penyebab IHSG Melesat
Sejumlah sektor saham menjadi penyebab IHSG melesat pada Sesi II siang hari ini. Sektoral saham energi, saham infrastruktur, dan saham keuangan mencatatkan penguatan paling tinggi, dengan masing-masing melesat mencapai 1,23%, 0,79% dan 0,62%.
Adapun saham-saham energi yang jadi pendorong penguatan IHSG ialah, saham PT Elnusa Tbk (ELSA) melonjak 5,94% dan saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) juga meroket 5,04%. Sama halnya, saham PT Petrosea Tbk (PTRO) juga lompat hingga 4,89%.
Sentimen yang mewarnai laju indeks IHSG adalah Bank Indonesia mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Juli 2024. Sesuai perkiraan pasar, Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 16-17 Juli 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,5%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 7%.
Keputusan ini searah dengan ekspektasi. Konsensus pasar yang dihimpun oleh Bloomberg memperkirakan BI Rate masih akan tetap dipertahankan di level saat ini yakni 6,25%.
Pada kesempatan yang sama, BI kembali membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan (BI Rate) akan berlangsung pada Kuartal IV 2024. Namun demikian, hal ini bergantung pada perkembangan data ekonomi Amerika Serikat (AS), seperti kebijakan Feds Fund Rate (FFR), imbal hasil obligasi AS atau yield US Treasury, dan pergerakan dolar AS.
Adapun Bi juga menuturkan, laju kredit perbankan RI berhasil membukukan pertumbuhan double digit pada Kuartal II-2024.
"Pertumbuhan kredit tercatat sebesar 12,36% year-on-year pada Kuartal II-2024 didorong oleh sisi penawaran dan permintaan. Dari sisi penawaran, minat penyaluran kredit terjaga didorong pertumbuhan dana pihak ketiga di Bank juga dukungan insentif likuiditas makroprudensial yang diberikan BI pada Bank-bank yang menyalurkan kredit ke sektor prioritas," kata Gubernur BI dalam pengumuman hasil RDG di Jakarta, Rabu.
Perry menambahkan, permintaan pertumbuhan kredit dipengaruhi oleh korporasi sejalan dengan kinerja penjualan yang tetap baik serta kemampuan pembayaran yang tetap kuat. Pertumbuhan kredit tinggi tercatat di sebagian besar sektor ekonomi seperti perdagangan, konstruksi dan lain-lain
Sementara permintaan kredit rumah tangga terjaga stabil terutama dari kelas menengah seiring ekspektasi penghasilan yang terjaga.
(fad)