Di lain sisi, Kilang Balikpapan, Kilang Dumai dan Kilang Cilacap juga sudah mampu memproduksi high speed diesel (HSD) dengan tingkat sulfur 50 parts per million (ppm).
Untuk Kilang Balikpapan, kata Hermansyah, secara keseluruhan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) bakal selesai pada 2025. Adapun, proyek tersebut bertujuan meningkatkan kapasitas kilang, memperbaiki kualitas produk dan menurunkan harga pokok produksi BBM.
Sementara itu, Kilang Dumai, Kilang Plaju dan Kilang Cilacap juga memiliki kemampuan untuk memproduksi marine fuel oil low sulphur (MFO LS) untuk bahan bakar kapal.
Kementerian ESDM mengonfirmasi bahwa jenis BBM rendah sulfur yang rencananya bakal diujicobakan pada 17 Agustus 2024 mendatang merupakan jenis Solar.
Dalam kaitan itu, Plt Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan pemerintah memiliki rencana bahwa BBM rendah sulfur tersebut bakal menggantikan Solar subsidi. Namun, dia mengklaim, rencana kebijakan tersebut masih dalam proses kajian pemerintah.
“Rencana-nya untuk jenis Solar. Pemerintah sedang melakukan kajian, arahnya memang kepada Solar subsidi,” ujar Dadan kepada Bloomberg Technoz, dikutip Selasa (16/7/2024).
(dov/wdh)