Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Aktivitas industri manufaktur Indonesia masih ekspansif pada kuartal II-2024. Namun lajunya tidak sekencang kuartal sebelumnya.

Bank Indonesia (BI) melaporkan, aktivitas manufaktur yang dicerminkan dengan Prompt Manufacturing Index-BI (PMI-BI) pada kuartal II-2024 berada di 51,97%. Indeks di atas 50% menandakan aktivitas yang berada di zona ekspansi, bukan kontraksi.

Kali terakhir PMI-BI berada di bawah 50% adalah pada kuartal III-2021. Kala itu, pandemi Covid-19 masih mengganas dengan penyebaran varian Delta yang menyebabkan pemerintah terpaksa menjalankan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Akan tetapi, laju aktivitas manufaktur melambat. Pada kuartal I-2024, PMI-BI tercatat 52,8%.

"Berdasarkan komponen pembentuk PMI-BI, mayoritas komponen berada pada fase ekspansi dengan indeks tertinggi pada Volume Produksi, diikuti Volume Persediaan Barang Jadi dan Volume Total Pesanan. Sementara itu, komponen Kecepatan Penerimaan Barang Pesanan Input meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya," sebut laporan BI, Kamis (18/7/2024).

Berdasarkan Sublapangan Usaha (Sub-LU), sebagian besar Sub-LU berada pada fase ekspansi dan menopang kinerja PMI-BI, dengan indeks tertinggi pada Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki, diikuti Industri Pengolahan Tembakau, serta Industri Mesin dan Perlengkapan.

Perkembangan PMI-BI tersebut sejalan dengan perkembangan kegiatan LU Industri Pengolahan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang berada pada fase ekspansi, dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 1,65%.

Pada kuartal III-2024, kinerja industri manufaktur diperkirakan membaik dengan PMI-BI sebesar 54,18%. Jika terwujud, maka akan menjadi yang tertinggi setidaknya sejak 2017.

"Berdasarkan komponen pembentuknya, seluruh komponen diprakirakan meningkat dan berada pada fase ekspansi dengan indeks tertinggi pada komponen Volume Produksi, diikuti Volume Persediaan Barang Jadi dan Volume Total Pesanan. Seluruh Sub-LU juga diprakirakan berada pada fase ekspansi, dengan indeks tertinggi pada Industri Pengolahan Tembakau, diikuti Industri Furnitur dan Industri Barang Galian Bukan Logam," tambah laporan BI.

(aji)

No more pages