Logo Bloomberg Technoz

“Penurunan harga ini lebih disebabkan oleh permintaan dari China saat ini yang menurun sehingga terjadi oversupply,” ujar Rizal kepada Bloomberg Technoz, Kamis (18/7/2024).

Selain itu, Rizal mengatakan ketegangan geopolitik global, seperti perang Rusia dan Ukraina, juga memberikan pengaruh terhadap penurunan permintaan.

Sekadar catatan, harga nikel yang berada pada level US$16.457/ton pada penutupan perdagangan di LME pada Rabu (18/7/2024), drop 0,83% dari hari sebelumnya dan mulai mendekati level terendah pada tahun ini, yakni US$15.921/ton pada Februari.

Adapun, level harga tersebut berada di bawah proyeksi yang disampaikan BMI –lengan riset dari Fitch Solutions Company – yang memproyeksikan harga berada pada level US$18.000/ton.

Hal tersebut terjadi karena adanya proyeksi peningkatan pasokan yang signifikan pada 2024, seperti yang terjadi pada 2023, didorong oleh peningkatan produksi di Indonesia dan China daratan yang menjadi pendorong utama penurunan harga.

“Kami memperkirakan dinamika serupa akan membatasi pertumbuhan harga pada 2024 karena produksi di produsen utama China daratan dan Indonesia melonjak,” tulis BMI dalam laporan terbaru, dikutip Jumat (5/7/2024).

(dov/wdh)

No more pages