Berdasarkan wilayah, pengiriman Jepang ke Amerika Serikat naik 11%, sementara ke China naik 7,2% dan ekspor ke Uni Eropa turun 13,4%. Ada beberapa ketidakpastian dalam prospek karena pertumbuhan China secara tidak terduga melambat ke laju terburuk dalam lima kuartal pada tiga bulan yang berakhir Juni, yang menekan pembuat kebijakan untuk meningkatkan dukungan.
Yen yang melemah membantu meningkatkan pendapatan eksportir Jepang di luar negeri, tetapi efeknya terhadap ekonomi secara keseluruhan beragam. Pelemahan mata uang secara bersamaan memicu kekhawatiran atas inflasi di sektor energi, makanan, dan bahan baku untuk negara yang kekurangan sumber daya ini.
Ekonomi Jepang membutuhkan ekspor yang kuat untuk rebound di kuartal hingga Juni, terutama karena belanja konsumen tetap lemah dengan inflasi yang persisten membebani rumah tangga. Perekonomian menyusut pada kuartal pertama karena konsumen dan perusahaan sama-sama mengurangi pengeluaran.
(bbn)