Logo Bloomberg Technoz

Namun sepertinya prospek harga emas masih cerah. Sebab, pemangkasan suku bunga acuan, terutama di Amerika Serikat (AS), rasanya sudah di depan mata.

Mengutip CME FedWatch, peluang penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% pada September adalah 95,9%. Naik dibandingkan kemarin yang 91,7%.

Kemudian, suku bunga acuan Negeri Paman Sam diperkirakan bisa turun 25 bps lagi pada November. Peluangnya adalah 61,2%.

Perkembangan itu dipicu oleh pernyataan terbaru dari pejabat teras The Fed. Christopher Waller, Anggota Dewan Gubernur The Fed, menyebut penurunan suku bunga acuan sudah kian dekat.

“Saya meyakini bahwa data terakhir konsisten bahwa kita menuju soft landing. Memang kita belum sampai di tujuan, tetapi saya yakin kita semakin dekat dengan penurunan suku bunga,” tegas Waller dalam sebuah acara di Kansas City, seperti diwartakan Bloomberg News.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih bertengger di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 68,04. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Namun perlu menjadi perhatian, indikator Stochastic RSI sudah menyentuh angka 100. Sudah paling tinggi, sangat jenuh beli (overbought).

Oleh karena itu, harga emas masih berisiko turun. Target koreksi terdekat adalah US$ 2.454/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.438/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Sedangkan target resisten terdekat adala US$ 2.471/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga emas naik lagi menuju US$ 2.483/troy ons.

(aji)

No more pages