Pergerakan saham sektoral saham kesehatan, saham barang baku, dan saham teknologi menjadi pemberat laju IHSG hingga ada di zona merah, dengan tertekan mencapai 0,41%, 0,31%, dan 0,24%.
Saham-saham sektor kesehatan yang menjadi pemberat indeks sepanjang perdagangan hari ini adalah PT UBC Medical Indonesia Tbk (LABS) drop 4,44%. Selain itu pelemahan juga terjadi pada saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) anjlok 1,56% point-to-point.
Senada, saham-saham barang baku turut menjadi pemberat, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) ambles 9,81%, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) melemah 3,65%. PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) drop 1,99%.
Index saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan justru berhasil tercatat di zona hijau, dengan kenaikan 5,51 poin atau 0,61% ke posisi 910,06.
Saham-saham LQ45 yang tercatat menguat harganya adalah PT Bank Jago Tbk (ARTO) menguat 4,89%, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) bertambah 4,84%, dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) melesat 2,98%.
Senada, tren positif juga terjadi pada saham LQ45 berikut, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) mencatat kenaikan 2,63%, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menguat 2,54%. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) melesat 2,19%.
Untuk pasar saham Asia bergerak bervariasi pada sore hari ini. Indeks Kospi anjlok 0,80%, indeks Shanghai drop 0,45%, indeks Nikkei 225 melemah 0,43%, indeks CSI 300 China menghijau 0,09%, dan indeks Hang Seng Hong Kong terapresiasi 0,06%. Sementara itu Dow Jones Index Future merah 0,15%.
Bank Indonesia mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Juli 2024. Sesuai perkiraan pasar, Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 16-17 Juli 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,5%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 7%.
Keputusan ini searah dengan ekspektasi. Konsensus pasar yang dihimpun oleh Bloomberg memperkirakan BI Rate masih akan tetap dipertahankan di level saat ini yakni 6,25%.
Dengan demikian, ini adalah posisi BI-Rate di level saat ini untuk bulan ke-empat berturut-turut.
Mengenai stance kebijakan moneter Perry menegaskan masih mengedepankan stabilitas. "Fokus kebijakan moneter diarahkan untuk memperkuat efektivitas kebijakan, stabilitas nilai tukar rupiah, dan menarik aliran portofolio asing," katanya.
Pada kesempatan yang sama, BI kembali membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan (BI Rate) akan berlangsung pada Kuartal IV 2024. Namun demikian, hal ini bergantung pada perkembangan data ekonomi Amerika Serikat (AS), seperti kebijakan Feds Fund Rate (FFR), imbal hasil obligasi AS atau yield US Treasury, dan pergerakan dolar AS.
Adapun Bi juga menuturkan, laju kredit perbankan RI berhasil membukukan pertumbuhan double digit pada Kuartal II-2024.
"Pertumbuhan kredit tercatat sebesar 12,36% year-on-year pada Kuartal II-2024 didorong oleh sisi penawaran dan permintaan. Dari sisi penawaran, minat penyaluran kredit terjaga didorong pertumbuhan dana pihak ketiga di Bank juga dukungan insentif likuiditas makroprudensial yang diberikan BI pada Bank-bank yang menyalurkan kredit ke sektor prioritas," kata Gubernur BI dalam pengumuman hasil RDG di Jakarta, Rabu.
Perry menambahkan, permintaan pertumbuhan kredit dipengaruhi oleh korporasi sejalan dengan kinerja penjualan yang tetap baik serta kemampuan pembayaran yang tetap kuat. Pertumbuhan kredit tinggi tercatat di sebagian besar sektor ekonomi seperti perdagangan, konstruksi dan lain-lain
Sementara permintaan kredit rumah tangga terjaga stabil terutama dari kelas menengah seiring ekspektasi penghasilan yang terjaga.
(fad/ain)