Secara umum, tarif sewa pusat belanja di Jakarta pada kuartal I-2023 tercatat lebih murah dibandingkan dengan kuartal IV-2019 atau periode terakhir sebelum pandemi.
Sebagai contoh, rerata sewa mal premium di Jakarta mencapai Rp 1,3 juta per meter persegi pada kuartal I-2023 dari Rp 1,4 juta per meter persegi sebelum pandemi. Sewa mal kelas menengah turun menjadi Rp 382.282 per meter persegi dari Rp 462.826 per meter persegi, sedangkan mal menengah-bawah turun menjadi Rp 260.669 per meter persegi dari Rp 279.598 per meter persegi.
Hanya mal tipe menengah-atas yang mengalami kenaikan tarif sewa pada periode yang sama yaitu dari Rp 783.127 per meter persegi menjadi Rp 800.369 per meter persegi.
Ferry menjelaskan keberadaan mal baru diperkirakan turut berimbas pada kenaikan sewa tenant di pusat perbelanjaan. “Apalagi mal-mal tersebut akan selesai pada saat kinerja pasar sudah makin membaik,” tuturnya.
Rerata tarif sewa pusat perbelanjaan di sekitar Jakarta pun terpantau mengalami tren penurunan pada kuartal I-2023 dibandigkan dengan kuartal IV-2019 atau era sebelum pandemi.
Tarif sewa di Depok Rp 320.361 per meter persegi, turun dari Rp 330.453 per meter persegi. Di Tangerang Rp 398.993 per meter persegi dari Rp 434.002 per meter persegi, serta di Bekasi Rp 383.812 per meter persegi dari Rp390.947 per meter persegi.
Hanya tarif sewa mal di Bogor yang mengalami kenaikan per kuartal I-2023 dibandingkan dengan periode sebelum pandemi, yaitu dari Rp 347.493 per meter menjadi Rp 367.529 per meter persegi.
Sekadar catatan, tenant makanan dan minuman atau food and beverage (F&B); fesyen dan sepatu olahraga; hiburan dan tempat bermain; serta peralatan rumah tangga diestimasikan masih terus menjadi andalan pengelola mal dalam memikat kunjungan konsumen pada tahun ini.
Sebaliknya, tenant pasar swalayan (supermarket) dan toserba (department store) juga terus berbenah. “Mereka cenderung menawarkan konsep baru yang lebih segar untuk menarik banyak konsumen,” jelasnya.
(wdh)