Secara terperinci, pada periode tersebut, okupansi mal di Bogor mencapai 68,2% turun dari 83% prapandemi, di Depok 67,7% anjlok dari 82,1%, di Tangerang 67,5% merosot dari 79,7%, sedangkan di Bekasi 71,4% turun dari 78,9%.
“Tingkat hunian [pusat perbelanjaan] masih rendah dibandigkan dengan dengan sebelum pandemi, tetapi aktivitas sewa [tenant] diperkirakan terus membaik [pada 2023],” ujar Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto dalam laporannya, seperti dikutip Senin (10/4/2023).
Tenant makanan dan minuman atau food and beverage (F&B); fesyen dan sepatu olahraga; hiburan dan tempat bermain; serta peralatan rumah tangga diestimasikan masih terus menjadi andalan pengelola mal dalam memikat kunjungan konsumen.
Sebaliknya, jelas Ferry, tenant pasar swalayan (supermarket) dan toserba (department store) juga terus berbenah. “Mereka cenderung menawarkan konsep baru yang lebih segar untuk menarik banyak konsumen,” jelasnya.
Dia menjabarkan memasuki 2023, tidak ada tambahan pasok mal baru di Jakarta. Namun, Omotesando dalam Embracadero Bintor mulai beroperasi dan menambah pasok pusat perbelanjaan baru di Bodetabek.
“Pada kuartal I-2023, total pasok [ruang di pusat perbelanjaan] di Jakarta tercatat sebanyak 4,86 juta meter persegi, sedangkan di Bodetabek sebanyak 2,92 juta meter persegi. Tangerang dan Bekasi akan menjadi penyumbang utama mal baru hingga 2025,” papar Ferry.
(wdh)