Logo Bloomberg Technoz

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, adanya harapan kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden (Pilpres) pada November telah mendorong reli Bitcoin, dengan kabar seputar politik AS menjadi titik fokus bagi investor, mengutip Bob Mason dari FX Empire.

Donald Trump juga diumumkan sebagai salah satu pembicara di konferensi Bitcoin 2024 yang akan berlangsung di Nashville, Tennessee, 25–27 Juli. Acara ini merupakan salah satu konferensi Bitcoin terbesar di dunia.

Data 2023 mencatat 50 juta warga AS telah memiliki koin Kripto, klaim tim kampanye Trump.

Selain itu, lanjut Panji, data Indeks Harga Konsumen AS (Consumer Price Index/CPI) yang dirilis pada Kamis pekan lalu, inflasi AS melambat menjadi 3% yoy. Ini berarti lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 3,1% dan juga lebih lambat dari sebelumnya 3,3% yang tercatat pada Mei.

“Meskipun target inflasi masih di atas target The Fed yaitu 2% yoy. Jerome Powell mencatat bahwa Federal Reserve tidak akan menunggu sampai inflasi turun menjadi 2% untuk memangkas suku bunga karena kondisi makro ekonomi, menurut pidatonya pada Senin (16/7/2024),” kata Panji.

Sentimen positif tersebut, tambah Panji, berpotensi akan menarik likuiditas masuk lebih banyak ke pasar Aset Kripto.

Probabilitas Federal Funds Rate dalam Rapat September (Sumber: CME FedWatch)

Menurut CME FedWatch tools, The Fed masih akan kembali mempertahankan suku bunganya pada FOMC 31 Juli. Probabilitas penurunan suku bunga 25 bps atau 0,25% pada FOMC 18 September meningkat menjadi 93,3%.

Berbagai sentimen tersebut menyeret Bitcoin ke zona Bullish yang amat signifikan hingga menyentuh double digit, 12% point-to-point, dan berpotensi terus melanjutkan tren kenaikannya hingga menyentuh level harga tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di US$73,750.

Mengutip data CoinMarketcap, sejumlah aset kripto lainnya juga kompak melaju di zona hijau. Adapun kenaikan tertinggi terjadi pada XRP Koin dengan menguat mencapai 9,02% dalam 24 jam, dan melesat 37,58% dalam sepekan perdagangan menuju harga US$0,606.

Ethereum ETH ada di posisi selanjutnya pada deretan Aset Kripto yang terangkat harganya, adapun kenaikannya mencapai 1,91%, dan secara sepekan menguat 12% pada harga US$3.494,58.

Menyusul Solana SOL dengan bullish 1,88% dalam 24 jam, dan sudah melesat 11% dalam sepekan perdagangan di harga US$161,50.

Saat tulisan ini dibuat, Bitcoin tengah parkir pada level US$65.845 (Rp1,06 miliar) dengan melaju di zona hijau dalam 24 jam. Kapitalisasi pasar Bitcoin juga melesat ke kisaran US$1,29 triliun.

Secara teknikal, Panji menganalisis, Bitcoin melanjutkan tren kenaikan hingga ada di atas US$65,600. Saat ini, Jika Bitcoin berhasil bertahan di atas support US$64.000, maka dapat lanjut naik ke resistance selanjutnya di US$69.000.

Namun, jika Bitcoin turun dan melemah hingga kembali di bawah, US$64.000 Bitcoin bisa melemah lanjutan ke US$62.000.

Sentimen Aset Kripto Pekan Ini

Sementara itu, perdagangan ETF Bitcoin Spot di AS berhasil mencatat pekan yang amat sukses. Berdasarkan data dari SoSoValue, pada Jumat kemarin, ETF Bitcoin Spot mencatat arus masuk (net buy) mencapai US$310 juta, menjadikannya arus masuk harian terbesar dalam 5 minggu. Selama periode perdagangan 8–12 Juli, net inflow perdagangan ETF Bitcoin Spot di AS menyentuh US$1 miliar.

Menariknya, aksi akumulasi Manajer Investasi terjadi di tengah Pemerintah Jerman yang telah sepenuhnya melepaskan kepemilikan Bitcoin setelah 23 hari masa penjualan. Berdasarkan data dari Arkham Intelligence, saldo kepemilikan Bitcoin Pemerintah Negeri Panzer menunjukkan nol.

“Pemotongan suku bunga menguntungkan aset berisiko, termasuk Bitcoin, dan diperkirakan akan memicu reli di pasar saham dan tradisional. Beberapa perusahaan institusional memproyeksikan pemotongan suku bunga pada September dan akhir tahun karena inflasi mendingin. Arus masuk besar ke ETF Bitcoin di AS dan global menunjukkan ketahanan pasar Aset Kripto dan minat institusional yang kuat, menjadi indikator positif untuk masa depan,” tutup Panji.

(fad)

No more pages