Logo Bloomberg Technoz

Ekonom Imbau BI Waspada Rilis SRBI: Ingat Krisis Perbankan AS

Redaksi
17 July 2024 10:50

Bank Indonesia. (Rosa Panggabean/Bloomberg)
Bank Indonesia. (Rosa Panggabean/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom menyarankan Bank Indonesia (BI) untuk berhati-hati dalam menerbitkan instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) agar tak terjadi gangguan likuiditas di pasar keuangan dan menyebabkan krisis perbankan seperti yang terjadi di Amerika Serikat (AS) pada 2023 lalu.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan industri perbankan saat ini mulai menjual SRBI secara ritel. Menurut dia, hal ini mengingatkannya pada kondisi krisis perbankan di AS yang terjadi akibat penjualan treasury secara langsung yang akhirnya mengganggu likuiditas perbankan. 

"Ke depan makin harus hati-hati juga karena perbankan mulai menjual SRBI secara ritel. Kita ingat kasus krisis perbankan AS 2023 akibat penjualan treasury direct yang akhirnya ganggu likuiditas karena crowding out dana perbankan ke produk pasar uang," papar David kepada Bloomberg Technoz, dikutip Rabu (17/7/2024).

Sebagai informasi, crowding out merupakan kondisi ketika kebijakan pemerintah atau bank sentral yang bersifat ekspansif mempengaruhi kondisi pasar. Hal ini dapat diartikan sebagai pengeluaran investasi dari sektor swasta menurun karena adanya peningkatan pinjaman pemerintah.

BI Rate Berpotensi Tetap 6,25%