Logo Bloomberg Technoz

Modal itu dikucurkan melalui konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), yang salah satunya beranggotakan WIKA dengan menggenggam sebanyak 39% saham.

"[Penyebab kerugian] paling besar karena dalam penyelesaian proyek Kereta Cepat, dari penyertaan [modal] saja sudah Rp6,1 triliun. Kemudian, yang masih dispute atau belum dibayar sekitar Rp5,5 triliun, sehingga hampir Rp12 triliun," ujar Agung.

Apalagi, tambah Agung, modal tersebut juga berasal dari utang yang turut makin membebani perseroan dengan biaya beban bunga.

WIKA sendiri mencatat kerugian bersih total sebesar Rp1,13 triliun pada kuartal I-2024, naik 117,27% secara tahunan dari sebelumnya Rp521,26 miliar. Sedang pada 2023, kerugian WIKA mencapai Rp7,13 triliun, jauh lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya, Rp59,59 miliar.

(ibn/dhf)

No more pages