"Hubungan kerja sama kelembagaan baik di lingkup domestik pada level nasional, atau pun lebih-lebih lagi engagement internasional harus melalui PBNU,” kata Yahya.
Dia menilai, banyak agenda politik yang kerap ingin menyeret NU pada kepentingan-kepentingan kelompok tertentu. Sebagai organisasi Islam terbesar di dunia, PBNU berupaya untuk menciptakan aturan yang bisa menyaring dan mencegah hal tersebut.
Yahya mengklaim, tak ada rencana atau pun niat PBNU untuk berkomunikasi dengan Israel. Hal ini terutama pada posisi PBNU yang mengecam keras seluruh kekerasan yang terjadi di Jalur Gaza dalam invasi Israel vs Hamas.
Dia juga memastikan lima Nahdliyin juga tak membuat kesepakatan apa pun dengan Israel. Pertemuan dengan Isaac Herzog dinyatakan gagal dan tanpa pembicaraan substansial.
"Tak ada yang substansial untuk membantu rakyat Palestina. Itu tak ada," kata Yahya.
(red/frg)