“Hasilnya akan kita lihat di bulan-bulan Mei tahun depan, sudah mulai ada genom hasil untuk kentang untuk bawang dan seterusnya,” jelasnya.
Melansir dari berbagai sumber, pemeritah membangun TSTH sejak peletakan batu pertamanya pada akhir tahun 2021. Sesuai dengan namanya, lokasi ini dirancang untuk menjadi pusat riset dan inovasi pengembangan herbal dan hortikultura.
Selain itu, pusat bibit seluas 10.000 hektare disebut akan menjadi pendukung program ketahanan pangan atau food estate, yang selanjutnya akan dikembangkan untuk tanaman lainnya, seperti singkong, ubi dan jagung di lahan seluas 2.000 hektare.
Pengembangan Lahan Durian
Masih dalam kunjungannya tersebut, Luhut mengungkapkan rencana pemerintah dalam mengembangkan lahan pertanian dengan mengembangkan lahan durian seluas 2.000 hektare. 100 hektare pertama telah mulai ditanami dan digenome atau dalam artian bertumbuh, kata Luhut.
“Ini juga kita lihat ternyata banyak hal-hal seperti ini yang kita tidak pernah tangani secara profesional,” tegas Luhut.
Sebagai contoh, Luhut menekankan kini pemerintah berencana mengoptimalkan logistik langsung ke China, yang merupakan pasar utama durian dengan impor mencapai hampir US$7-US$8 miliar/tahun. Tidak lagi melalui Malaysia atau Thailand.
Sehingga, jika satu daerah saja bisa menghasilkan durian senilai US$100-US$200 juta dolar AS, Luhut mengungkapkan hal ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Selain durian, Luhut menggarisbawahi pentingnya memanfaatkan lahan-lahan kosong untuk ditanami tanaman pangan yang cocok. Diperlukan langkah-langkah besar yang menurutnya dapat mewujudkan hal ini.
Seperti, melibatkan uji tanah, penentuan lokasi, pemilihan bibit unggul, serta penggunaan pupuk yang sesuai.
Dengan fokus dan ketekunan, Luhut yakin bahwa sektor pertanian di Indonesia dapat berkembang pesat dan memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional.
(wep)