Selain itu, Dwi mengatakan industri hulu migas tetap dinamis dengan adanya 138 proyek dengan total investasi US$36,23 miliar (atau setara Rp543 triliun asumsi kurs saat ini pada 2024–2029).
Selain itu, terdapat barang milik negara (BMN) yang dikelola oleh sektor hulu migas saat ini bernilai Rp1.014 triliun atau 7,6% dari total aset negara.
“Jadi, sementara itu industri juga berhasil menciptakan efek multiplier yang signifikan melalui penerapan tingkat kandungan dalam negeri [TKDN] yang mencapai Rp76,5 triliun pada 2023 dan penyediaan lapangan kerja untuk 150 ribu pekerja,” ujarnya.
Dwi menjelaskan, studi terbaru dari Universitas Indonesia (UI) juga menjelaskan bahwa investasi US$1 di hulu migas mampu menciptakan efek pengganda 5,4 kali.
(dov/roy)