Logo Bloomberg Technoz

Harga Nikel Turun Jadi US$16.700/ton, Makin Jauh dari Ramalan BMI

Dovana Hasiana
16 July 2024 12:10

Produksi mixed hydroxide precipitate (MHP) di pabrik pengolahan nikel./Bloomberg-Dimas Ardian
Produksi mixed hydroxide precipitate (MHP) di pabrik pengolahan nikel./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga nikel yang diperdagangkan di London Metal Exchange (LME) menuju level US$16.000/ton, atau mendekati level terendah sejak 2021. Nikel di LME hari ini, Selasa (16/7/2024), turun 0,92% menjadi US$16.701/ton pada penutupan perdagangan Senin (15/7/2024).

Adapun, level tersebut berada di bawah proyeksi yang disampaikan BMI –lengan riset dari Fitch Solutions Company – yang memproyeksikan harga berada pada level US$18.000/ton. Hal tersebut terjadi karena adanya proyeksi peningkatan pasokan yang signifikan pada 2024, seperti yang terjadi pada 2023, didorong oleh peningkatan produksi di Indonesia dan China daratan yang menjadi pendorong utama penurunan harga.

“Kami memperkirakan dinamika serupa akan membatasi pertumbuhan harga pada 2024 karena produksi di produsen utama China daratan dan Indonesia melonjak,” tulis BMI dalam laporan terbaru, dikutip Jumat (5/7/2024).

BHP Tutup Bisnis Nikel

Raksasa pertambangan BHP Group Ltd akan menutup bisnis nikelnya yang merugi di Australia hingga setidaknya awal 2027, setelah kelebihan pasokan logam secara global menyebabkan kekacauan di pasar.

Perusahaan tersebut akan menempatkan bisnis Nickel West pada “perawatan dan pemeliharaan” mulai Oktober karena rendahnya harga logam yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik, katanya dalam sebuah pernyataan pada Kamis. Mereka juga akan menghentikan pengembangan tambang nikel West Musgrave.