Penentuan BI Rate Dibayangi Risiko Fiskal yang Bebani Rupiah
Ruisa Khoiriyah
16 July 2024 11:50
Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia memulai Rapat Dewan Gubernur edisi Juli mulai hari ini dan akan mengumumkan keputusan bunga acuan pada Rabu esok. RDG BI bulan ini dilangsungkan di tengah berbagai sentimen global dan domestik yang campur aduk dengan perubahan cepat dan sejauh ini terlihat belum cukup menguntungkan rupiah dan pasar keuangan dalam negeri.
Rupiah kini masih terbelenggu perburuan investor global atas dolar AS yang masih tinggi, menyusul peningkatan peluang keterpilihan Donald Trump menjadi presiden AS lagi mengalahkan Joe Biden, Presiden AS saat ini. Sementara pasar surat utang domestik masih terbebani juga oleh risiko pelebaran transaksi berjalan akibat kinerja neraca dagang yang kurang menggembirakan pada Juni.
Pasar surat utang RI juga terbebani oleh ketidakpastian tentang sosok menteri keuangan di pemerintahan baru mendatang di tengah sinyal campur aduk yang ditebar oleh tim di belakang Presiden terpilih Prabowo Subianto terkait arah kebijakan fiskal RI.
Gubernur BI Perry Warjiyo dan kolega mungkin akan sedikit lega apabila hanya melihat pada perkembangan arah kebijakan bunga Federal Reserve ke depan. Dengan berbagai data terakhir makin memperkuat skenario penurunan bunga acuan, ditambah pernyataan terbaru dari pejabat-pejabat The Fed yang dovish yang menegaskan kepercayaan diri lebih besar ketimbang beberapa bulan sebelumnya. Penurunan bunga acuan AS akan memberi daya ungkit pada aset pasar emerging, termasuk rupiah.
Namun, dengan berbagai dinamika geopolitik berikut ketidakpastian transisi pemerintahan baru, BI kemungkinan akan memperlihatkan kehati-hatian meski Perry sempat melempar pernyataan ada peluang penurunan bunga acuan pada kuartal IV-2024 di Parlemen RI beberapa waktu lalu.