Logo Bloomberg Technoz

Lelang Sukuk Dibayangi Kekhawatiran Defisit Transaksi Berjalan

Tim Riset Bloomberg Technoz
16 July 2024 10:20

Ilustrasi pasar obligasi (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi pasar obligasi (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Lelang sukuk negara, Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang digelar pagi hari ini hingga siang nanti akan berlangsung di tengah sentimen pasar domestik yang masih diliputi kekhawatiran terhadap pelebaran defisit transaksi berjalan RI sejurus dengan pelemahan kinerja ekspor Juni.

Lelang ditargetkan meraup pendanaan baru senilai Rp10 triliun, lebih rendah dibanding target indikatif lelang-lelang sebelumnya di kisaran Rp11 triliun. Lelang akan menawarkan dua seri tenor pendek SPN-S dan lima seri PBS. Dalam lelang sukuk sebelumnya, permintaan masih positif akan tetapi minat investor terpusat pada beberapa seri saja dengan lonjakan yield diminta akibat kenaikan bunga SRBI, instrumen operasi moneter Bank Indonesia.

Lelang kali ini, bunga SRBI sudah melandai di mana dalam lelang terakhir Jumat lalu untuk tenor 12 bulan sudah turun ke 7,42% dari tadinya sempat menyentuh 7,53%. Namun, lelang sukuk hari ini ini masih dibayangi oleh lonjakan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) dalam perdagangan kemarin yang melanda hampir semua tenor.

Pagi ini, yield SBN terlihat bergerak variasi ketika rupiah mencatat pelemahan terdalam di Asia dalam pembukaan pasar Asia. Yield SBN-10Y naik ke 6,97%, disusul oleh tenor 5Y di 6,87% dan 2Y 6,77%. Tekanan harga obligasi negara belakangan ini lebih karena sentimen domestik dari kinerja neraca dagang RI pada Juni yang susut nilai surplusnya akibat kinerja ekspor yang melambat kala impor kembali bangkit.

Sentimen pasar obligasi global sepertinya juga mempengaruhi di mana yield Treasury tadi malam ditutup naik, mempersempit selisih imbal hasil dengan Indonesia menjadi 272 bps.