Logo Bloomberg Technoz

Peternak dan Penjagal Keluhkan Kebijakan Impor Daging Beku

Rezha Hadyan
10 April 2023 12:01

Peternakan Sapi. (Dok Great Giant Food/GGF)
Peternakan Sapi. (Dok Great Giant Food/GGF)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pelaku usaha peternakan dan pejagalan sapi mulai mengeluhkan dampak dari kebijakan pemerintah melakukan impor daging kerbau dan sapi beku menjelang Idul Fitri 1444 Hijriah. Mereka menilai, kebijakan dengan dalih menjaga stabilitas harga telah menimbulkan kerugian bagi pelaku usaha.

Direktur Corporate Affairs Great Giant Food (GGF), Welly Soegiono mengatakan, daya beli masyarakat saat ini cukup rendah. Hal ini membuat sebagian besar masyarakat memilih produk impor berupa daging beku kerbau atau sapi yang dibandrol sekitar Rp 80.000/Kg. Masyarakat semakin enggan memilih daging sapi segar milik peternak yang memang sudah dipasarkan sekitar Rp 120.000/Kg.

"Sejak daging kerbau beku masuk ke Indonesia. Sudah ada lima feedloter yang bangkrut dari 45 feedloter [peternak penggemukan sapi] yang ada dan beroperasi selama ini," kata Welly.

Menurut dia, berhentinya usaha feedloter akan berdampak pada minimnya permintaan pada bisnis penjagalan atau rumah potong hewan (RPH). Pemerintah dinilai kurang peka terhadap sejumlah efek lanjutan atau domino effect dari kebijakan impor daging beku yang salah waktu.

Welly menilai, pemerintah bisa membuka kran impor daging beku saat kebutuhan daging sapi di Indonesia memang mengalami krisis stok. Pemerintah seharusnya mempertimbangkan waktu dan jumlah impor daging beku setelah mempertimbangkan pasokan dari peternak lokal.