Logo Bloomberg Technoz

“Kami tidak mendapatkan keyakinan pada Kuartal I. Namun pada Kuartal II, termasuk pekan lalu, menambah keyakinan kami,” tegas Powell, seperti yang diwartakan Bloomberg News.

“Sekarang inflasi sudah turun dan pasar tenaga kerja ‘mendingin’. Keduanya sudah lebih seimbang,” tambahnya, saat diwawancara oleh David Rubenstein di acara tersebut.

Nada Dovish Powell menaikkan keyakinan di pasar swap. Probabilitas penurunan bunga The Fed pada September makin naik menyentuh 91,2%. Diikuti penurunan berikutnya dua bulan berturut-turut masing-masing dengan peluang sebesar 61,7% dan 55,2%.

Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) akan bertemu pada 30–31 Juli, sebuah pertemuan di mana The Fed diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga tetap stabil. Para trader bertaruh pada setidaknya akan ada dua kali pemangkasan sebelum tutup 2024, dimulai pada bulan September.

Berbagai data terbaru, termasuk tingkat pengangguran, yang tengah meningkat secara bertahap dan sekarang berada pada tingkat tertinggi sejak 2021 saat tanda-tanda pelemahan lain di pasar tenaga kerja. Tren-tren tersebut, bersama dengan data inflasi yang membaik, telah memperkuat alasan bagi The Fed untuk mulai menurunkan suku bunga kebijakannya.

Powell menggambarkan pasar tenaga kerja "Tidak lagi terlalu panas" dibandingkan dengan masa pemulihan pandemi Covid-19 sebelumnya. Dia mengatakan "Pelemahan yang tak terduga" menjadi alasan bagi The Fed untuk beraksi.

Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, Data ekonomi AS terkini memperlihatkan laju inflasi di level konsumen (CPI) semakin melambat sementara inflasi di level produsen (PPI) hanya naik tipis sehingga membuka jalan bagi bank sentral AS (Federal Reserve) untuk memangkas suku bunga acuan di September.

“Pelaku pasar melihat hampir 90% peluang Federal Reserve memangkas suku bunga pada pertemuan FOMC di bulan September. Peluang penurunan jumbo 50 bps pada Federal Funds Rate (FFR) di bulan Desember juga turut meningkat,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Berpotensi Menguat

Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, Data ekonomi AS terkini memperlihatkan laju inflasi di level konsumen (CPI) semakin melambat sementara inflasi di level produsen (PPI) hanya naik tipis sehingga membuka jalan bagi bank sentral AS (Federal Reserve) untuk memangkas suku bunga acuan di September.

“Pelaku pasar melihat hampir 90% peluang Federal Reserve memangkas suku bunga pada pertemuan FOMC di bulan September. Peluang penurunan jumbo 50 bps pada Federal Funds Rate (FFR) di bulan Desember juga turut meningkat,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Sementara itu, dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik merilis data perdagangan internasional Indonesia periode Juni 2024. Sesuai dengan ekspektasi pasar, ekspor tumbuh positif.

Pada Senin, BPS memaparkan, nilai ekspor Indonesia pada Juni hanya ada di angka US$20,84 miliar. Dengan kenaikan 1,17% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). 

Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan ekspor Juni tumbuh 4,81% yoy. Jadi realisasi lebih rendah ketimbang ekspektasi. Juga lebih rendah dari bulan sebelumnya, dibandingkan Mei (month-to-month/mtm), ekspor melemah 6,65%.

Adapun impor Indonesia bertumbuh pada Juni. BPS mengumumkan nilai impor RI pada Juni tercatat US$18,45 miliar. Naik 7,58% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, lebih tinggi ketimbang perkiraan pasar.

Konsensus yang dihimpun Bloomberg memperkirakan impor tumbuh 7,2% yoy pada Juni. Kemudian, dibandingkan Mei, impor melemah 4,98% mtm.

Dengan demikian, Neraca Perdagangan Indonesia pada Juni mengalami surplus US$2,39 miliar.

Neraca Perdagangan telah membukukan surplus selama 50 bulan beruntun. Kali Neraca Perdagangan mengalami defisit adalah pada April 2020 silam. Dalam 20 tahun, ini adalah rangkaian surplus terpanjang kedua.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG terkoreksi 0,66% ke 7.278 disertai dengan munculnya volume penjualan.

“Apabila IHSG belum mampu break resistance 7.354-7.374, maka posisi IHSG saat ini diperkirakan sedang berada di awal wave 2 dari wave (3),” papar Herditya dalam risetnya pada Selasa (16/7/2024).

Herditya juga memberikan catatan, hal tersebut berarti, IHSG akan rawan melanjutkan koreksinya ke rentang 7.026-7.258.

Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, ADRO, DEWA, SMDR, dan TUGU.

Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG masih rawan pullback lanjutan.

“IHSG masih rawan pullback lanjutan ke kisaran 7.250-7.230 di Selasa (16/7). IHSG alami pullback signifikan di Senin (15/7). Salah satu pemicunya adalah faktor teknikal dengan penyempitan positive slope pada MACD bersamaan dengan kondisi overbought pada Stochastic RSI,” tulisnya.

Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi ICBP, INKP, BBYB, MNCN, dan JPFA.

(fad)

No more pages