Setelah lulus dari Yale, Vance bekerja di sebuah firma hukum dan pindah ke bidang investasi teknologi di San Francisco. Pada 2021, Vance mengumumkan pencalonannya untuk Senat AS dari Ohio. Dia memenangkan pemilu pendahuluan Partai Republik dan terpilih sebagai senator AS pada 2022.
Sebagai seorang politisi, Vance dikenal sebagai seorang konservatif yang mendukung kebijakan ekonomi pro-pasar bebas dan reformasi pendidikan.
Dia sangat dekat dengan Trump dalam banyak isu yang menjadi prioritas calon presiden dari Partai Republik tersebut, termasuk mengambil sikap yang lebih keras terhadap China dalam perdagangan dan meningkatkan keamanan di perbatasan.
Isaac Boltansky, direktur pelaksana penelitian kebijakan di BTIG, menyebut Vance sebagai "orang yang benar-benar percaya pada kebijakan perdagangan proteksionis Trump."
"Dari penolakan terhadap kesepakatan US Steel/Nippon hingga keterbukaan untuk devaluasi dolar, Vance sejalan dengan Trump dan bisa membawa semangat baru pada upaya kebijakan," kata Boltansky. Dia menambahkan bahwa "posisi proteksionisnya" seharusnya berdampak baik di negara-negara bagian swing seperti Michigan, Pennsylvania, dan Wisconsin.
Vance juga telah menjadi penentang yang vokal terkait pendanaan AS untuk Ukraina dalam pertahanannya melawan invasi Rusia. Dia mengatakan kepada Bloomberg News bahwa serangan rudal Rusia baru-baru ini di rumah sakit anak-anak di Kyiv tidak mengubah pandangannya.
"Kejadian itu tragis dan mengerikan, tetapi tidak mengubah pandangan dasar saya bahwa Amerika tidak memiliki kapasitas dan tidak memiliki minat untuk merespons setiap tragedi yang ada di dunia," kata Vance.
Kritikus Trump
JD Vance sebelumnya pernah menjadi kritikus Trump yang paling tajam. Dia bahkan menyebut Trump "berbahaya" dan menuduhnya "membawa kelas pekerja kulit putih ke tempat yang sangat gelap". Namun pada akhirnya, dia mendukung gerakan Trump.
Masa lalu Vance dengan Trump memberi celah bagi Partai Demokrat untuk menyoroti perselisihan Trump dengan pasangan sebelumnya, mantan wakil presiden Mike Pence, atas penolakannya untuk memblokir sertifikasi kemenangan pemilu Biden. Para pengunjuk rasa dalam kerumunan pendukung Trump yang berbaris di Capitol AS pada 6 Januari 2021 meneriakkan "Gantung Mike Pence."
Ketua kampanye Biden, Jennifer O'Malley Dillon, mengatakan Trump memilih Vance karena dia "akan melakukan apa yang Mike Pence tidak mau lakukan pada 6 Januari: berusaha sekuat tenaga untuk memungkinkan Trump dan agenda MAGA (Make America Great Again) yang ekstrem, bahkan jika itu berarti melanggar hukum."
(del)