Logo Bloomberg Technoz

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG mencatat penurunan terdalam nomor satu di ASEAN, namun dengan angka lebih baik di Asia dengan terlemah keempat, bersanding dengan Tokyo Stock Price Index, atau TOPIX,

Penyebab IHSG Anjlok

Koreksi tajam IHSG terjadi di tengah sentimen penembakan terhadap Calon Presiden AS Donald Trump pada hari Minggu kemarin, kala berkampanye di Pennsylvania. Ketidakpastian pasar yang kian meningkat akibat percobaan pembunuhan tersebut.

Investor bermain ‘Aman’, dan mengurangi posisi di aset-aset yang lebih berisiko di Emerging Market, termasuk pasar keuangan Indonesia. Aset yang dipilih sepertinya adalah dolar AS.

“Pasar secara alami akan waspada terhadap potensi serangan berulang yang mirip seperti ini,” kata Neil Jones, Pedagang Valuta Asing TJM di Eropa, seperti yang diwartakan Bloomberg News.

Mencermati nilai tukar Rupiah yang tengah bergerak melemah ke level Rp16.177/US$ pada pukul 14.50 WIB, tertekan 0,25% dibanding posisi sebelumnya.

Tekanan pasar juga disebabkan lantaran kinerja ekspor-impor Indonesia yang melemah, yang tercermin dari data Neraca Perdagangan pada Juni dilaporkan ‘Hanya’ surplus US$2,39 miliar pada Juni 2024, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada bulan lalu yaitu Mei 2024, dan juga pada Juni 2023.

Sebagai gambaran, pada Mei kemarin RI mengalami surplus US$2,93 miliar. Sedangkan pada Juni 2023, Neraca Dagang Indonesia surplus mencapai US$3,45 miliar.

Sumber: BPS


Pada Senin tadi, BPS memaparkan, nilai ekspor Indonesia pada Juni ada di angka US$20,84 miliar. Dengan kenaikan 1,17% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). 

Dibandingkan Mei (month-to-month/mtm), ekspor melemah 6,65%.

Adapun impor Indonesia bertumbuh pada Juni. BPS mengumumkan nilai impor RI pada Juni sejumlah US$18,45 miliar. Naik 7,58% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kemudian, dibandingkan Mei, impor melemah 4,98% mtm.

Dengan demikian, Neraca Perdagangan Indonesia pada Juni mengalami surplus US$2,39 miliar.

Terjatuh makin dalamnya IHSG juga merupakan efek secara langsung dari anjlok sejumlah saham Big Caps, terutama bobot saham TLKM yang menekan 10,3 poin yang mempengaruhi pergerakan IHSG mencapai 18%.

Berikut diantaranya berdasarkan data Bloomberg, Senin (15/7/2024).

  1. Telkom Indonesia (TLKM) menekan 10,3 poin
  2. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menekan 10,1 poin
  3. Bank Mandiri (BMRI) menekan 6,68 poin
  4. Barito Renewables Energy (BREN) menekan 5,69 poin
  5. Bayan Resources (BYAN) menekan 5,18 poin
  6. Amman Mineral Internasional (AMMN) menekan 4,54 poin
  7. Bank Central Asia (BBCA) menekan 3,27 poin
  8. Astra International (ASII) menekan 2,64 poin
  9. Merdeka Copper Gold (MDKA) menekan 1,81 poin
  10. Sinar Mas Multiartha (SMMA) menekan 1,15 poin

Disusul oleh pelemahan saham infrastruktur, PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) yang terjun bebas 3,85% ke Rp400/saham, saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) anjlok 3,41% ke Rp228/saham, dan saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR) yang ambles 2,79% ke Rp5.225/saham.

(fad)

No more pages