“Di tempat kedua ketiga adalah Jepang dan Singapura dengan share masing-masing 7,42% dan 6,13%,” ungkapnya.
Selanjutnya, impor dari kawasan ASEAN tanpa Singapura tercatat sebesar US$2,88 miliar atau naik tipis dari bulan sebelumnya yang sebesar US$2,84 miliar. Pangsa impor dari kawasan ini tercatat sebesar 12,84%.
Impor dari Uni Eropa, pada Juni 2024 tercatat sebesar US$1 miliar atau turun tipis dari bulan sebelumnya yang sebesar US$1,10 miliar. Adapun, pangsa impor dari Uni Eropa terhadap keseluruhan impor Juni 2024 tercatat sebesar 6,56%.
Sebelumnya, nilai impor Indonesia tercatat US$18,45 miliar atau melonjak 7,58% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Juni 2023, yakni US$17,15 miliar.
Amalia mengumumkan nilai impor migas tercatat US$3,27 miliar atau melonjak 47,17% (yoy) dibanding periode yang sama tahun lalu US$2,22 miliar. Sementara itu, nilai impor nonmigas juga naik 1,69% (yoy) dari US$14,93 miliar menjadi US$15,18 miliar.
"Kenaikan impor migas yang cukup tinggi didorong oleh peningkatan nilai impor minyak mentah dan nilai impor hasil minyak," ujar Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (15/7/2024).
Menurut data BPS, nilai impor Indonesia pada Juni turun 4,89% dibanding Mei 2024 (month-to-month/mtm). Nilai impor nonmigas secara bulanan menurun 8,83% menjadi US$15,18 miliar pada Juni 2024 dari semula US$16,65 miliar pada Mei 2024. Sementara itu, nilai impor migas naik 19,01% dari US$2,75 miliar pada Mei 2024 menjadi US$3,27 miliar pada Juni 2024.
"Turunnya nilai impor secara bulanan disebabkan nilai impor nonmigas yang menurun dengan andil penurunan 7,58%," ujar Amalia.
(azr/lav)