“Nilai ekspor ke tiga negara ini memberikan share 43,13% dari total ekspor nonmigas Indonesia pada Juni 2024,” ujar Amalia.
Sementara itu, ekspor ke wilayah ASEAN tercatat sebesar US$3,62 miliar, turun dari bulan sebelumnya yang sebesar US$3,79 miliar. Pangsa ekspor ke wilayah ini tercatat sebesar 18,47%.
Begitu juga dengan Uni Eropa, ekspor ke wilayah ini pada Juni 2024 tercatat turun menjadi US$1,21 miliar. Adapun, pangsa ekspor ke wilayah ini tercatat sebesar 6,18% dari total ekspor nonmigas Juni 2024.
Sebagai tambahan, BPS melaporkan nilai ekspor Juni 2024 tercatat US$20,84 miliar atau turun 6,65% dibanding Mei 2024 (mtm). Ini terutama didorong oleh merosotnya ekspor bijih logam, terak, dan abu.
Amalia menyebutkan nilai ekspor migas tercatat US$1,23 miliar atau turun 13,24%, sementara nilai ekspor nonmigas juga merosot 6,2% dengan nilai US$19,61 miliar.
"Penurunan nilai ekspor terutama didorong oleh ekspor non-migas yaitu bijih logam, terak, dan abu yang turun mencapai 98,32% di mana andilnya 4,57%," kata Amalia dalam jumpa pers di kantornya..
Selanjutnya, ekspor logam mulia dan perhiasan permata dana juga turun 45,76%, dengan andilnya terhadap ekspor Indonesia sebesar 1,97%. kemudian, ekspor nikel dan barang daripadanya turun 25,2%, dengan andil 0,96%.
"Penurunan ekspor migas terutama ekspor hasil minyak dan gas 0,94%," kata Amalia.
(azr/lav)