Hal ini juga nampak pada dua indikator yang digunakan BPS yaitu dimensi persepsi yang turun 0,06 dari 3,82 menjadi 3,76. Demikian pula dengan dimensi pengalaman yang turun 0,07 dari 3,96 menjadi 3,89.
Pada dimensi persepsi, BPS mencatat terjadi penurunan tajam pada kesadaran dan pemahaman antikorupsi di sektor keluarga. Angka persepsi antikorupsi keluarga di Indonesia anjlok dari 4,09 menjadi 3,96 atau turun 0,13.
Hal yang sama pada persepsi publik terhadap semangat antikorupsi yang turun 0,12 atau dari 3,62 menjadi 3,50. Pemahaman dan perilaku antikorupsi juga turun pada persepsi komunitas namun tak sedalam dua lainnya yaitu turun 0,05 dari 4,07 menjadi 4,02.
Penurunan juga terjadi pada dua indikator pada dimensi pengalaman yang dialami masyarakat Indonesia. Pengalaman publik turun 0,04 dari 4,18 menjadi 4,14. Sedangkan pengalaman lainnya turun dalam dari 3,29 menjadi 3,12 atau anjlok 0,17.
Capaian ini jauh dari target pemerintah yang mematok IPAK 2024 pada angka 4,14. Dalam lima tahun terakhir IPAK memang jauh dari rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN).
"Berdasarkan indeks yang sudah kami hitung, ini tentunya sebagian besar karena prespesi keluarga, komunitas, publik dan lainnya," kata Amalia.
(azr/frg)