Dokumen Departemen Pertahanan AS atau Pentagon yang bocor yang menjadi dasar laporan itu dirilis di media sosial, dan mengungkapkan bahwa AS juga memata-matai para pemimpin militer dan politik utama Ukraina.
Pada bulan Februari, terkonfirmasi bahwa sebuah perusahaan pertahanan Korsel sedang dalam pembicaraan dengan Pentagon tentang ekspor amunisi. Sementara pemerintah Korsel memiliki kebijakan untuk tidak memberi senjata mematikan ke Ukraina, hal ini dapat diinterpretasikan bahwa Korsel secara tidak langsung mendukung Ukraina melalui AS.
Dua perusahaan pertahanan Korea, Hyundai Rotem dan Hanwha Defense, telah menandatangani kontrak senilai total US$ 5,76 miliar dengan Polandia untuk mengekspor tank tempur K-2 dan tank howitzer dengan sistem pemuatan otomatis K-9, Badan Program Akuisisi Pertahanan (Defense Acquisition Program Administration/DAPA) Seoul mengatakan Agustus lalu bahwa negara Asia itu juga akan mengekspor jet tempur ke Polandia.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim dia mengetahui keputusan Korsel untuk memasok senjata dan amunisi ke Ukraina itu. Selama Diskusi Klub Valdai - forum internasional buatan Rusia - yang diadakan di Moskow Oktober lalu, Putin mengeluarkan peringatan keras ke Seoul mengenai potensi memburuknya hubungan Rusia-Korsel jika mereka memberikan senjata ke Ukraina.
(bbn)