Target utama kedua dari serangan Sabtu--Rafa Salama, komandan Brigade Khan Younis Hamas--terbunuh, IDF Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan. Kematiannya "secara signifikan menghambat kemampuan militer Hamas," kata IDF.
Deif dan Salama adalah dua orang yang diduga sebagai dalang di balik serangan 7 Oktober di Israel selatan yang menewaskan hampir 1.200 orang dan menculik 250 orang--120 orang di antaranya masih ditahan di Gaza.
IDF mengatakan secara terpisah bahwa mereka menyerang sejumlah anggota Hamas yang beroperasi di area gedung Sekolah Abu Oraiban milik UNRWA di kamp pengungsi Nuseirat, Gaza.
"Lokasi ini berfungsi sebagai tempat persembunyian dan infrastruktur operasional di mana serangan-serangan terhadap pasukan IDF yang beroperasi di Jalur Gaza diarahkan dan dilakukan," kata militer Israel. Kantor media pemerintah Hamas mengatakan 15 orang tewas dalam serangan tersebut.
In a joint IDF and ISA activity based on precise intelligence, the IDF's Southern Command and the IAF carried out a strike in an area where two senior Hamas terrorists and additional terrorists hid among civilians. The location of the strike was an open area surrounded by trees,… pic.twitter.com/1MEJYHHwm7
— Israel Defense Forces (@IDF) July 13, 2024
Presiden Joe Biden mengajukan proposal gencatan senjata pada akhir Mei lalu, yang berisi tiga tahap pendekatan yang akan mengarah pada penghentian konflik secara permanen. Saat ini perang telah memasuki bulan kesepuluh.
Dia mengatakan bahwa proposal tersebut mendapat dukungan penuh dari Israel--sesuatu yang ditolak oleh para pejabat Israel pada saat itu. Hamas ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Sebelumnya di Juli, seseorang yang mengetahui masalah ini mengatakan bahwa Hamas telah mencabut keberatannya atas proposal gencatan senjata yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) untuk menghentikan konflik Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis (11/7/2024) mengatakan bahwa sebuah delegasi akan kembali ke wilayah tersebut.
Dalam sebuah konferensi pers pada Sabtu (13/7/2024) malam, Netanyahu mengatakan bahwa ia tidak yakin serangan tersebut akan menjadi kemunduran bagi perundingan yang telah berlangsung lama. Netanyahu mengatakan bahwa ia tetap mendukung garis-garis besar proposal gencatan senjata yang didukung oleh AS.
Namun, ia berpendapat bahwa Hamas telah meminta lebih banyak perubahan, dan bahwa Israel tetap berkomitmen pada beberapa tujuan, termasuk hak untuk memenuhi tujuan perangnya dan pembebasan sebanyak mungkin sandera hidup dalam tahap pertama dari kesepakatan tiga tahap.
Israel melancarkan perang yang menghukum terhadap Hamas setelah serangan 7 Oktober. Lebih dari 38.000 orang telah terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza, yang tidak membedakan antara kematian warga sipil dan kombatan.
(bbn)