Secara akumulasi, nilai ekspor Tanah Air bulan lalu tercatat sebesar US$20,84 miliar. Angka ini naik 1,17% dibandingkan Juni tahun lalu (year-on-year/yoy). Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan ekspor Juni tumbuh 4,81% yoy.
"Secara tahunan, nilai ekspor juni 2024 meningkat 1,17% didorong ekspor nonmigas, terutama barang dari besi dan baja, nikel dan barang daripadanya, dan tembaga dan barang daripadanya," kata Amalia.
Secara bulanan (month-to-month/mtm), ekspor Juni 2024 tercatat turun 6,65% dibanding Mei 2024. Ini terutama didorong oleh merosotnya ekspor bijih logam, terak, dan abu.
Nilai ekspor migas tercatat US$1,23 miliar atau turun 13,24%, sementara nilai ekspor nonmigas juga merosot 6,2% dengan nilai US$19,61 miliar.
"Penurunan nilai ekspor terutama didorong oleh ekspor non-migas yaitu bijih logam, terak, dan abu yang turun mencapai 98,32% di mana andilnya 4,57%," kata Amalia.
Selanjutnya, ekspor logam mulia dan perhiasan permata dana juga turun 45,76%, dengan andilnya terhadap ekspor Indonesia sebesar 1,97%. kemudian, ekspor nikel dan barang daripadanya turun 25,2%, dengan andil 0,96%.
"Penurunan ekspor migas terutama ekspor hasil minyak dan gas 0,94%," kata Amalia.
(lav)