Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor mobil dari Indonesia ke sejumlah negara pada semester I 2024 tercatat US$2,78 miliar atau merosot 6,39% dibanding nilai ekspor mobil periode yang sama tahun lalu US$2,97 miliar. 

Pada Senin (15/7/2024), Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengumumkan ekspor mobil dari Indonesia merupakan salah satu komoditas yang menunjukkan nilai ekspor yang baik dalam 3 tahun terakhir, namun ada kontraksi pada tahun ini dibanding tahun sebelumnya.

Pada dasarnya, ekspor mobil mencakup sekitar 2,4% dari total ekspor nonmigas Indonesia sepanjang Januari-Juni 2024.

"Jika dilihat secara historis, 2021-2023, nilai ekspor mobil dari Indonesia meningkat meskipun januari-juni 2024 sedikit lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu," ujar Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (15/7/2024).

Berdasarkan negara tujuan, Filipina merupakan negara tujuan utama ekspor mobil dari Indonesia, yakni mencapai 27,64%. Sisanya, Vietnam sebesar 16,17%, dan Arab Saudi 15,52%. Kemudian, Meksiko 10,53%, dan Uni Emirat Arab 5,46%. Terakhir, negara-negara lain yakni sebesar 24,68%. 

Secara akumulasi, nilai ekspor Tanah Air bulan lalu tercatat sebesar US$20,84 miliar. Angka ini naik 1,17% dibandingkan Juni tahun lalu (year-on-year/yoy). Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan ekspor Juni tumbuh 4,81% yoy. 

"Secara tahunan, nilai ekspor juni 2024 meningkat 1,17% didorong ekspor nonmigas, terutama barang dari besi dan baja, nikel dan barang daripadanya, dan tembaga dan barang daripadanya," kata Amalia.

Secara bulanan (month-to-month/mtm), ekspor Juni 2024 tercatat turun 6,65% dibanding Mei 2024. Ini terutama didorong oleh merosotnya ekspor bijih logam, terak, dan abu.

Nilai ekspor migas tercatat US$1,23 miliar atau turun 13,24%, sementara nilai ekspor nonmigas juga merosot 6,2% dengan nilai US$19,61 miliar.

"Penurunan nilai ekspor terutama didorong oleh ekspor non-migas yaitu bijih logam, terak, dan abu yang turun mencapai 98,32% di mana andilnya 4,57%," kata Amalia.

Selanjutnya, ekspor logam mulia dan perhiasan permata dana juga turun 45,76%, dengan andilnya terhadap ekspor Indonesia sebesar 1,97%. kemudian, ekspor nikel dan barang daripadanya turun 25,2%, dengan andil 0,96%.

"Penurunan ekspor migas terutama ekspor hasil minyak dan gas 0,94%," kata Amalia.

(lav)

No more pages