FBI mengaku telah menerima lebih dari 2.000 petunjuk sejauh ini, namun mereka belum mengidentifikasi adanya catatan bahwa Crooks pernah melakukan interaksi dengan penegak hukum sebelumnya, dan sejauh ini belum menemukan bukti bahwa ia pernah melakukan kejahatan.
FBI sedang menyelidiki insiden ini sebagai upaya pembunuhan dan juga potensi terorisme domestik, menurut asisten direktur FBI, Robert Wells.
Trump mengatakan bahwa ia menderita luka tembak di telinga kanannya. Namun informasi ini tidak bisa dikonfirmasi seorang pejabat FBI karena tidak memiliki rincian mengenai kondisi Trump. Corey Comperatore, 50 tahun, tewas dalam penembakan tersebut dan dua orang lainnya terluka, menurut para pejabat Pennsylvania.
Jaksa Agung Merrick Garland mengatakan bahwa ia bersyukur bahwa mantan Presiden Trump selamat setelah upaya pembunuhan yang mengerikan kemarin dan menyatakan belasungkawa kepada keluarga Comperatore.
"Kekerasan yang kita lihat kemarin adalah serangan terhadap demokrasi kita sendiri," kata Garland. "Departemen Kehakiman tidak menoleransi kekerasan semacam itu, dan sebagai warga Amerika, kita tidak boleh menoleransinya. Ini harus dihentikan."
Dinas Rahasia AS, yang bertanggung jawab untuk melindungi Trump sebagai mantan presiden dan juga sebagai kandidat, telah mendapat sorotan setelah serangan tersebut. Agensi tersebut mengatakan bahwa penembak telah melepaskan tembakan ke arah panggung dari area yang lebih tinggi di luar rapat umum dan dibunuh oleh personel Secret Service.
Para pejabat mengatakan bahwa penyelidikan FBI untuk saat ini difokuskan pada penembakan tersebut dan bukan pada pertanyaan-pertanyaan yang lebih luas mengenai bagaimana acara tersebut diamankan, namun juga akan ada penyelidikan penuh mengenai waktu penembakan tersebut dan bagaimana hal itu terjadi.
(bbn)