Logo Bloomberg Technoz

"Penurunan nilai ekspor terutama didorong oleh ekspor non-migas yaitu bijih logam, terak, dan abu yang turun mencapai 98,32% di mana andilnya 4,57%," kata Amalia.

Selanjutnya, ekspor logam mulia dan perhiasan permata dana juga turun 45,76%, dengan andilnya terhadap ekspor Indonesia sebesar 1,97%. kemudian, ekspor nikel dan barang daripadanya turun 25,2%, dengan andil 0,96%.

"Penurunan ekspor migas terutama ekspor hasil minyak dan gas 0,94%," kata Amalia.

Sebelumnya, Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi neraca perdagangan Juni 2024 diperkirakan surplus US$4,05 miliar, lebih besar dibanding bulan sebelumnya yang surplus US$2,93 miliar.

“Peningkatan surplus perdagangan terutama didorong oleh laju bulanan impor yang terkontraksi lebih dalam dibandingkan kontraksi laju bulanan ekspor,” kata Josua kepada Bloomberg Technoz, dikutip Senin (15/7/2024).

Meski demikian, berdasarkan laju bulanan, Josua memprediksi bahwa ekspor dan impor terkontraksi pada Juni 2024 akibat penurunan aktivitas manufaktur secara global dan domestik.

Ia menjelaskan, kinerja ekspor bulan Juni 2024 diperkirakan terkontraksi -2,38% (month to month/mom). Sementara secara tahunan, ekspor diprediksi meningkat menjadi 5,38% (year on year/yoy) dari yang bulan sebelumnya sebesar 2,86% (yoy).

“Kontraksi ekspor bulanan di bulan Juni 2024 dipengaruhi oleh melemahnya aktivitas manufaktur global. Selain itu, harga komoditas global, terutama komoditas utama ekspor Indonesia, tercatat menurun di bulan Juni 2024,” ungkap Josua.

(lav)

No more pages