Logo Bloomberg Technoz

Ditambahlagi, dukungan Trump terhadap kebijakan fiskal yang lebih longgar dan tarif yang lebih tinggi umumnya dianggap akan menguntungkan dolar dan melemahkan Treasury.

"Sangat mengejutkan pasar belum bereaksi lebih banyak terhadap ketidakpastian yang meningkat akibat percobaan pembunuhan Trump di jam perdagangan awal,” kata Lloyd Chan, Ahli Strategi di MUFG di Singapura.

“Mungkin dolar AS masih terbebani oleh ekspektasi pasar yang lebih Dovish terhadap pemotongan suku bunga The Fed setelah serangkaian tekanan harga yang lebih dingin dan data ekonomi yang lebih lemah dari AS,” tambahnya.

Penguatan lagi dolar AS di pasar global otomatis akan menekan pergerakan mata uang lawannya, termasuk rupiah, yang nantinya akan menyeret IHSG ke zona merah. Potensi lonjakan lagi imbal hasil Treasury, akan membuat pamor aset Emerging Market surut.

"Upaya pembunuhan ini mengingatkan investor bahwa selalu ada potensi ketidakpastian yang dapat mempengaruhi pasar," kata Stephen Solaka, salah satu pendiri Belmont Capital Group.

(fad)

No more pages