Logo Bloomberg Technoz

Peristiwa tersebut menyebabkan investor berbondong-bondong mencari selamat di aset yang dipandang aman. Aset yang dipilih sepertinya adalah dolar AS.

“Pasar secara alami akan waspada terhadap potensi serangan berulang yang mirip seperti ini,” kata Neil Jones, pedagang valuta asing TJM di Eropa, dilansir oleh Bloomberg News, Ahad malam (14/3/2024). 

"Saya memperkirakan dolar akan dibuka menguat secara keseluruhan, yang merupakan reaksi awal terhadap peningkatan risiko serta persepsi bahwa popularitas Trump akan meningkat."

Emas dan dolar AS memiliki hubungan yang berbanding terbalik. Saat dolar AS menguat, biasanya harga emas malah turun.

Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Penguatan dolar AS akan membuat emas lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas akan turun, dan harga pun mengikuti.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih bertengger di area bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 61,64. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Sementara indikator Stochastic RSI berada di 88,22. Sudah di atas 80, tergolong jenuh beli (overbought).

Investor perlu mencermati pivot point di US$ 2.408/troy ons. Setelah menyentuh titik ini, sepertinya harga emas akan terkoreksi.

Target support terdekat ada di US$ 2.403/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.384/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Namun jika masih kuat menanjak, maka US$ 2.410/troy ons berpotensi menjadi target resisten terdekat. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik menuju US$ 2.419/troy ons.

(aji)

No more pages