Pertumbuhan dua digit itu mengungguli sebagian besar pemimpin internet dunia termasuk Meta Platforms Inc. dan Amazon.com Inc.
Hal ini menunjukkan ketahanan bisnis ByteDance di tengah ancaman Amerika Serikat (AS) untuk melarang TikTok dan semakin banyaknya aplikasi itu dilarang dari ponsel resmi milik pemerintah di negara lainnya.
ByteDance mencatatkan profit tahun lalu meskipun mengalami kerugian yang meningkat di TikTok yang tumbuh dengan cepat, menurut Financial Times.
TikTok memiliki lebih dari 150 juta pengguna bulanan di AS. Meski pemerintah negara itu mengkhawatirkan soal akses pemerintah China terhadap data yang dikumpulkan oleh aplikasi itu,
Douyin, bagaimanapun, tetap menjadi sapi perah terbesar ByteDance. Pertumbuhan yang masih kuat di perusahaan teknologi swasta paling bernilai di dunia ini dapat meningkatkan kepercayaan di tengah investor yang terguncang oleh peristiwa global baru-baru ini.
Perusahaan raksasa media sosial China itu bernilai sekitar US$ 220 miliar dalam investasi pasar swasta baru-baru ini oleh perusahaan AI Abu Dhabi G42, turun dari US$ 300 miliar yang ditetapkan oleh pemilik TikTok selama program pembelian kembali saham (buyback) pada September.
(bbn)