Dumping merupakan praktik perniagaan tidak sehat (unfair trade) yang dilakukan suatu negara dengan cara menjual atau 'membuang' (dump) barang buatannya ke luar negeri, dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan harga di dalam negerinya.
Masih berkaitan dengan hal tersebut, lanjut Bobby, menekankan pentingnya Indonesia untuk lebih berani dalam melindungi industri dalam negeri melalui skema yang telah ditetapkan Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO), seperti salah satunya penerapan kebijakan antidumping.
"Jadi ya kita akhirnya bisa jadi pasar produk impor. Nah itu ya pemerintah kita mesti berani, yang lain saja berani [terapkan BMAD] 400%," tegasnya.
Sebelumnya, Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) diketahui meminta pemerintah untuk bertindak cepat dalam menaikkan BMAD terhadap impor produk ubin keramik dari China, yang diklaim melakukan tindakan dumping.
Terlebih, menurut laporan asosiasi, utilisasi produksi industri keramik nasional anjlok ke level 63% pada semester I-2024 dari 69% pada periode yang sama tahun lalu. Adapun, sepanjang 2022, utilisasi industri keramik mencapai 75%.
"Semoga kehadiran [bea masuk] antidumping bisa mengembalikan industri keramik ke era kejayaannya pada 2012—2014, saat tingkat utilisasi berada di atas 90%," kata Ketua Asaki Edy Suyanto melalui keterangan tertulisnya, dikutip Kamis (4/7/2024).
Asaki sendiri telah menyatakan telah menerima surat laporan akhir dari Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) Kementerian Perdagangan ihwal impor keramik asal China.
Besaran BMAD yang ditetapkan —yaitu 100,12% hingga 155% untuk kelompok berkepentingan yang kooperatif dan 199% untuk yang tidak kooperatif— menurutnya mencerminkan keadilan dan keberpihakan pemerintah terhadap keberlanjutan industri keramik nasional.
Di sisi lain, dia mengatakan industri keramik nasional harus dipandang sebagai industri strategis di samping padat modal juga menyerap lebih dari 150.000 pekerja dengan kapasitas produksi terpasang yang cukup besar sekitar 625 juta meter persegi per tahun.
Industri ini juga telah memenuhi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) rata-rata di atas 80%.
"Belajar dari pengalaman Amerika Serikat, Uni Eropa, Timur Tengah, dan Meksiko yang lebih dahulu menerapkan BMAD terhadap produk impor dari China —seperti contohnya AS yang menerapkan BMAD 200%—400% — diharapkan industri keramik nasional bisa pulih dan bangkit lebih cepat menjadi tuan rumah yang baik di negeri sendiri," tegas Edy.
(prc/wdh)