Sementara itu, kuota solar ditetapkan 17,8 juta kl Pertalite 31,7 juta kl, dan LPG 3 Kg sebesar 8,03 juta ton pada APBN 2024.
Walaupun subsidi dan kompensasi energi diperkirakan meningkat, kata Yustinus, Kemenkeu memastikan APBN tetap terkendali sebagaimana terefleksi dari outlook defisit 2024 berkisar 2,7% produk domestik bruto (PDB) dalam batas aman.
“Hal ini menjadi fondasi keberlanjutan fiskal 2025 dengan defisit on track di kisaran 2,29% sampai dengan 2,82% PDB,” ujarnya.
Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan pemerintah sepakat meningkatkan target defisit APBN 2024 menjadi Rp609,7 triliun atau 2,7% terhadap produk domestik bruto (PDB). Semula, padahal, pemerintah menargetkan defisit fiskal hanya Rp522,8 triliun atau 2,29% terhadap PDB.
Kedua pihak juga menyetujui penggunaan Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp100 triliun akibat pelebaran defisit yang terjadi. Dalam perkembangannya, pemerintah telah membukukan defisit anggaran Rp77,3 triliun pada Juni 2024.
“Dengan demikian apakah laporan semester dapat disetujui dan jadi kesimpulan DPR, pemerintah, dan Bank Indonesia dalam realisasi semester-I dan prognosis semester-II APBN 2024, apakah dapat disetujui?” tanya Wakil Ketua Banggar Cucun Ahmad, di Ruang Rapat Banggar DPR RI, Selasa (9/7/2024).
(dov/wdh)