Logo Bloomberg Technoz

Alasan Subsidi Energi Rawan Bengkak Rp37,1 T Tahun Ini

Dovana Hasiana
13 July 2024 18:30

Konsumen membeli Pertalite di SPBU Pertamina./Bloomberg-Dimas Ardian
Konsumen membeli Pertalite di SPBU Pertamina./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta Kementerian Keuangan menjelaskan bahwa subsidi dan kompensasi energi sangat dipengaruhi 3 hal, yakni volatilitas harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude-oil Price (ICP), nilai tukar rupiah dan volume penyaluran.

Dalam kaitan itu, proyeksi ICP dan nilai tukar rupiah berada di atas level yang ditetapkan pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024. Walhasil, Kemenkeu memperkirakan anggaran subsidi dan kompensasi energi melonjak sebanyak Rp37,1 triliun sepanjang tahun ini. 

Staf Khusus Kementerian Keuangan Yustinus Prastowo mengatakan outlook ICP diperkirakan berada pada rentang US$79—US$85 per barel dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp15.900—Rp16.100.

Sementara itu, ICP dan nilai tukar dipatok masing-masing US$82 per barel dan Rp15.000 dalam APBN 2024. 

“Diperkirakan volume solar sampai akhir tahun di kisaran 17 Juta kiloliter [kl], Pertalite 30 juta kl, dan liquefied petroleum gas [LPG] 8 juta ton,” ujar Yustinus kepada Bloomberg Technoz, dikutip Sabtu (13/7/2024).