Pada Kamis (11/7/20240, harga emas naik lebih dari 1% dan menjadi yang tertinggi sejak 21 Mei. Harga emas pun dekat dengan rekor tertinggi sepanjang masa.
Selain itu, koreksi harga emas juga dipicu oleh rilis data ekonomi di Amerika Serikat (AS). US Bureau of Labor Statistics melaporkan, inflasi tingkat produsen pada Juni tercatat 0,2% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0%, juga lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang memperkirakan di 0,1%.
Dibandingkan Juni tahun lalu (year-on-year/yoy), inflasi produsen berada di 2,6% pada Juni. Ini menjadi yang tertinggi dalam 3 bulan terakhir.
Sementara inflasi inti tingkat produsen pada Juni secara bulanan ada di 0,4% mtm. Lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya dan perkiraan pasar yang masih-masing sebesar 0,3% dan 0,2%.
Sedangkan inflasi inti tingkat produsen secara tahunan pada Juni adalah 3%. Lebih tinggi dari bulan sebelumnya maupun ekspektasi pasar yang masing-masing 2,6% dan 2,5%.
Perkembangan ini menggambarkan bahwa inflasi di Negeri Adidaya ternyata masih ‘keras kepala’. Tentu akan menjadi pertimbangan bagi bank sentral Federal Reserve dalam menentukan arah suku bunga acuan.
Saat inflasi masih tinggi, The Fed mungkin masih akan mempertahankan suku bunga acuan di level yang tinggi pula. Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas kurang menguntungkan dalam iklim suku bunga tinggi.
Analisis Teknikal
Bagaimana proyeksi harga emas untuk minggu depan? Apakah bisa naik lagi atau justru terkoreksi?
Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), emas masih berada di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 67,08. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Namun indikator Stochastic RSI berada di 38,78. Menghuni area jual (short).
Dengan demikian, harga emas masih berisiko terkonsolidasi. Target koreksi terdekat ada di US$ 2.398/troy ons. Jika tertembus, maka 2,374/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Adapun target resisten terdekat adalah US$ 2.429/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga emas naik lagi menuju US$ 2.435/troy ons.
(aji)