Di sisi yang sama dengan IHSG, Bursa Asia lain yang juga menapaki jalur hijau, menyusul Hang Seng (Hong Kong) yang berhasil menguat 2,59%; Straits Time (Singapura) terapresiasi 0,73%; PSEI (Filipina) alami kenaikan 0,59%; SETI (Thailand) menghijau 0,11%; CSI 300 (China) terangkat 0,11%; dan Shanghai Composite (China) menghijau 0,03%.
Sementara Bursa lainnya masih bergerak melemah. Nikkei 225 (Tokyo) yang memerah 2,45%; TW Weighted Index (Taiwan) drop 1,94%; Kospi (Korea Selatan) anjlok 1,19%; Topix (Jepang) ambles 1,18%; KLCI (Malaysia) koreksi 0,25%; Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam) melemah 0,24%; dan Shenzhen Comp. (China) terdepresiasi 0,14%.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya tersengat keyakinan atas pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat pada September 2024.
Salah satu indikator favorit inflasi inti Amerika Serikat yang disukai Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) berhasil melambat pada Juni. Makin memperkuat alasan bagi Bank Sentral untuk mulai memangkas suku bunga jelang tutup tahun ini.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, data Biro Statistik Tenaga Kerja yang dirilis pada Kamis, Indeks Harga Konsumen (IHK) inti – yang tidak termasuk biaya makanan dan energi – hanya mencatatkan kenaikan 0,1% dari bulan sebelumnya Mei, yang merupakan kenaikan terkecil sejak Agustus 2021.
Inflasi AS tahunan melambat ke 3,3%, yang juga merupakan laju paling landai dalam lebih dari tiga tahun.
Para ekonom memandang IHK inti sebagai indikator inflasi mendasar yang lebih baik daripada IHK keseluruhan. Angka keseluruhan terjadi deflasi 0,1% dari bulan sebelumnya. Sekaligus ini merupakan penurunan pertama sejak awal pandemi, Mei 2020.
Angka-angka yang dirilis pada Kamis menunjukkan inflasi kini kembali mereda setelah sempat meningkat pada awal tahun, sementara aktivitas ekonomi yang lebih luas tampaknya melambat. Pada Rabu sebelumnya, Gubernur The Fed Jerome Powell memaparkan kesaksian hari kedua di Washington, di mana dia mengatakan Bank Sentral tidak memerlukan inflasi di bawah 2% sebelum menurunkan suku bunga.
Setelah rilis data tersebut, para trader memperkirakan Bank Sentral akan memangkas suku bunga pada September sebagai kemungkinan yang paling besar.
Mengutip CME FedWatch Tools sore ini, probabilitas Bank Sentral Federal Reserve memangkas suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin (bps) ke 5,00–5,25% dalam rapat September melonjak ke angka keyakinan tertinggi 86,4% lebih tinggi dari sebelumnya yang sempat menyentuh 60%.
Kemudian, Federal Funds Rate diperkirakan bakal turun lagi 25 bps ke 4,75–5,00% pada rapat November. Peluangnya menanjak menjadi 50,4%. Yang ketiga, diprediksi akan ada pemangkasan lagi 25 bps ke 4,50-4,75% pada rapat Desember, probabilitasnya meninggi mencapai 43,8%.
Pasar Swap memperkirakan lebih dari dua kali pemangkasan suku bunga acuan The Fed pada tahun 2024– dan kemungkinan besar pemangkasan pertama akan dilakukan pada September.
Ekonom di JPMorgan Chase & Co. sepakat memperkirakan penurunan suku bunga acuan Federal Reserve akan dimulai lebih awal, yaitu pada September. Hal ini dipicu data inflasi Juni yang diluar dugaan membaik.
“Kami sekarang berpikir bahwa hal ini membuka jalan bagi pemotongan pertama pada September (sebelumnya November), diikuti dengan pemangkasan kuartalan setelahnya,” tulis Ekonom JPMorgan, Michael Feroli dalam sebuah catatan.
(fad/frg)