Logo Bloomberg Technoz

Bitcoin yang terus mencetak angka penurunan dengan melanjutkan pergerakannya menjauhi level US$58.000, juga US$58.500, dan tengah melaju di US$57.000-an yang saat ini jadi level support psikologisnya.

Analisis Teknikal Bitcoin di Jumat 12 Juli Trend Turun (Bloomberg)

Adapun saat ini laju Bitcoin ada pada level US$57.021 (Rp922 Juta), atau melemah 1,7% dalam 24 jam, dan tertekan hingga kenaikannya tersisa 5% dalam sepekan perdagangan.

Ethereum ETH juga melemah 1,1% dalam 24 jam menjadi US$3.084,45 dalam sepekan, ETH masih menguat namun tersisa 7%.

Kemudian ada BNB Koin, dengan kehilangan 0,95%, dalam sepekan BNB masih berhasil di zona hijau, kenaikan 10,9%, dan parkir pada harga US$523,11.

Menyusul tren yang sama, Altcoin lainnya juga tertekan dalam 24 jam. Dogecoin DOGE milik Elon Musk dengan drop 2,44% dan sepekan penguatannya tersisa 11% menjadi US$0,1062.

Senada, Shiba Inu SHIB juga dalam trend pelemahan dengan terdepresiasi 2,36% dalam 24 jam menjadi US$0,00001613, namun demikian SHIB masih mampu menguat 20% dalam sepekan.

Avalanche AVAX juga tengah dalam trend Bearish, dengan melemah 1,94% dalam 24 jam menjadi US$25,28 dengan harga tersebut, AVAX masih menguat 8% dalam sepekan.

Polygon MATIC, dan Uniswap UNI kompak di zona merah dalam 24 jam. Dengan masing-masing mencatatkan angka koreksi 3,31%, dan 1,88%.

Sentimen Pasar Aset Kripto

Angka inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih lambat sejatinya memberi sentimen di pasar terkait dengan arah kebijakan suku bunga acuan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) tahun ini. Peluang pemangkasan bunga The Fed mulai September mendatang juga makin besar.

Semalam, Badan Statistik AS (US Bureau of Labor Statistics) melaporkan terjadi deflasi 0,1% pada Juni, dibandingkan sebelumnya pada Mei. Ini sekaligus menjadi deflasi pertama sejak Mei 2020.

Dibandingkan Juni tahun lalu, inflasi AS tercatat di angka 3%. Menjadi yang terendah sejak Juni 2023.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Gubernur Federal Reserve Bank of San Francisco Mary Daly mengatakan, mengingat data terbaru tentang ketenagakerjaan– dan inflasi, beberapa penyesuaian suku bunga kemungkinan akan dibenarkan.

"Dengan informasi yang telah kami terima hingga saat ini, yang mencakup data ketenagakerjaan, inflasi, pertumbuhan PDB, dan prospek ekonomi, saya melihat kemungkinan bahwa beberapa penyesuaian kebijakan akan diperlukan," katanya.

Probabilitas Federal Funds Rate dalam Rapat September (Sumber: CME FedWatch)

Setelah pernyataan tersebut, peluang pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin (0,25%) pada FOMC 18 September 2024 meningkat mencapai 86,4% kemungkinan. Jika terjadi, suku bunga acuan akan menjadi 5,00%–5,25%.

Sementara itu, pada pertemuan FOMC 31 Juli, The Fed diprediksi tetap akan mempertahankan suku bunganya, dengan kemungkinan 93,3% menurut CME FedWatch Tools siang ini.

Selanjutnya pasar Aset Kripto di minggu ini menantikan laporan inflasi atas Indeks Harga Produsen (IHP) pada Jumat waktu setempat yang diprediksi akan melaju tetap di angka 2,2%, yang sama dengan bulan sebelumnya.

Analis Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha memaparkan, jika angka inflasi yang diumumkan melampaui harapan pasar, ini akan berpotensi memberikan dampak negatif pada Bitcoin.

“Namun, jika angka inflasi sesuai dengan atau bahkan lebih rendah dari perkiraan, hal ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi Bitcoin dan pasar Aset Kripto secara umum,” mengutip riset yang diterbitkan, Jumat.

Dari sisi teknikal, Panji menganalisis, apabila Bitcoin mampu bertahan di atas US$57.000, ada peluang Bitcoin menguat dan menguji resistance di US$60.000.

“Jika turun (Hingga) di bawah US$57.000, Bitcoin berpotensi kembali melemah ke US$54.000 sampai dengan US$55.000,” tutup Panji.

(fad/aji)

No more pages