Logo Bloomberg Technoz

Luhut Mau Tiket Pesawat Turun, Bos Garuda Ngotot Tarif Batas Naik

Pramesti Regita Cindy
12 July 2024 10:50

Suasana calon penumpang pesawat saat arus mudik di Terminal 3, Bandara Soetta, Sabtu (6/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Suasana calon penumpang pesawat saat arus mudik di Terminal 3, Bandara Soetta, Sabtu (6/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra menjelaskan alasan mengapa maskapai penerbangan pelat merah tersebut terus-menerus mendesak dinaikkannya tarif batas atas (TBA) tiket pesawat komersial.

Irfan menggarisbawahi industri penerbangan saat ini tengah dihadapkan pada tantangan fluktuasi harga bahan bakar dan pelemahan nilai tukar rupiah. Di tengah situasi itu, TBA maskapai justru tidak kunjung mengalami kenaikan selama 5 tahun terakhir.

"Nah dari 2019 TBA kita enggak pernah naik, ya kan? Harga tiket pada basis hitungan kita cost plus margin gitu. [Faktor] yang pertama adalah kurs dolar rupiah, yang kedua adalah biaya avtur kan. Dan itu dua-duanya sudah [harganya] naik, dan cukup signifikan naiknya. Anda cek deh harga avtur tahun segitu berapa [dengan] sekarang berapa," kata Irfan kepada Bloomberg Technoz, Jumat (12/7/2024).

Kalau harga tiket [maskapai penerbangan] mau diturunin monggo, oke, tetapi jangan turunin TBA.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra

TBA, lanjut Irfan, merupakan langkah yang dilakukan pemerintah untuk menetapkan batasan harga tiket guna mencegah maskapai melakukan penetapan harga secara sembarangan, baik dengan menaikkan maupun menurunkan harga yang dapat membahayakan persaingan usaha yang sehat dan keselamatan penerbangan.

Untuk itu, TBA dihitung berdasarkan biaya operasional yang diperlukan untuk mengelola maskapai penerbangan.

Dirut Garuda Indonesia,Irfan Setiaputra saat ditemui di Jakarta, Selasa (30/5/2023)./Bloomberg Technoz-Rezha Hadyan